Edukasi masyarakat juga menjadi kunci dalam upaya hidup berdampingan dengan buaya. Warga perlu diberikan informasi yang jelas tentang apa yang harus dilakukan ketika bertemu buaya, seperti menghindari aktivitas air pada pagi dan sore hari---waktu aktif berburu buaya---serta melapor ke pihak berwenang jika melihat buaya di area yang padat penduduk.Â
Selain itu, kebijakan yang melibatkan masyarakat dalam upaya konservasi dan pemantauan buaya dapat mengurangi ketakutan sekaligus memberikan kesempatan bagi mereka untuk turut menjaga keseimbangan lingkungan.
Kehadiran buaya di Teluk Balikpapan bukanlah hal baru, namun meningkatnya konflik antara manusia dan buaya menandakan adanya perubahan yang memerlukan perhatian serius.Â
Melalui pendekatan edukasi, perlindungan habitat, dan kolaborasi antar pihak, koeksistensi yang harmonis antara manusia dan buaya mungkin dicapai. Bagaimanapun, buaya muara adalah bagian dari ekosistem yang sudah ada jauh sebelum kota berdiri, dan mereka berhak mendapat ruang hidup yang layak. Dengan memahami dan menghormati mereka, Teluk Balikpapan bisa menjadi contoh keberhasilan dalam menjaga keberlanjutan alam dan harmoni dengan satwa liar yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H