Mohon tunggu...
tri asmoko aripan
tri asmoko aripan Mohon Tunggu... -

sederhana, bahagia

Selanjutnya

Tutup

Money

Misteri Harmonis & Dirhamonis dalam Hubungan Industrial

19 April 2016   14:47 Diperbarui: 19 April 2016   15:05 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi apakah dalam konteks Hubungan Industrial juga terdapat tujuan yg sama semacam ini, sepertinya tidak. Sejak awal, hubungan industrial dibangun bukan dlm konteks tujuan yg sama. Sebaliknya, masing-masing punya tujuan yg berbeda. Si majikan tentu ingin akumulasi modal, dan kaya raya dan melihat buruh tentu dlm makna bagian dr modal itu sendiri. Sementara si buruh, hanya ingin bertahan hidup, menyambung hidup dan semacamnya. Lalu? Apakah harmonisasi keduanya bisa ditemukan? Saya kira tisulit. Namun, keharmonisan antara Pengusaha & Buruh bisa terwujud dalam ruang - ruang perundingan, saling berkompromi yang tentu berkemungkinan menggerus hak - hak dari masing - masing pihak. Atau Pemerintah mampu mengendalikannya dengan baik, selama mekanisme pasar menguasai pemerintahan dan semua lini sistem Pemerintahan dan sistem kehidupan maka sulit dirasa tercapai keharmonisan antara pengusaha dan buruh dalam makna sebenarnya yaita seiya sekata.

Regulasi hadir unt menjawab kebuntuan tersebut. Paling tidak, nafsu dan birahi eksploitasi manusia atas manusia terbatasi oleh aturan-aturan. Pembatasan jam kerja, upah minimun, kebebasan berserikat, hak mogok, larangan PHK sewenang - wenang, dll.

Lalu sebetulnya apa itu harmonis dan apa itu disharmonis dalam sudut pandang hubungan industrial ?

"Sejauh ini masih menjadi misteri".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun