Mohon tunggu...
Severus Trianto
Severus Trianto Mohon Tunggu... Dosen - Mari membaca agar kita dapat menafsirkan dunia (W. Tukhul)

mengembalikan kata pada dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Partai Setan

14 April 2018   08:24 Diperbarui: 14 April 2018   08:44 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cahaya bulan, pepohonan kamboja dan barisan batu nisan menjadi saksi. Malam itu, terbentuklah untuk pertama kalinya dalam sejarah, Partai Setan. Susunan pengurus intinnya adalah sebagai berikut: 

Ketua: Genderuwo

Wakil Ketua: Jailangkung

Sekretaris I: Mbk Kuntilanak

Sekretaris II: Mbk Sundhel Bolong

Bendaraha I: Dk Thuyul

Bendahara II: Bb Ngepet

Humas : Om Pochong

 Maksud dan tujuan pendirian Partai Setan dapat dilacak melalui notulen yang langsung dibuat Sekretaris I. Beginilah alurnya.

"Tentu partai ini ingin membela kepentingan para Dhemit, Setan dan semua penghuni alam ghaib, dari bangsa manusia," ujar Genderuwo.

"Maaf, mas Gendo, bisa dijelaskan lebih jauh, apa saja kepentingan bangsa Dhemit yang mesti dibela oleh calon partai yang hendak kita dirikan ini?" tanya Thuyul yang karena kecilnya, harus berdiri di atas meja pertemuan.

"Pertama-tama, kita harus membela Trade Mark kita, identitas kita. Jangan biarkan bangsa manusia menggunakan label setan seenaknya. Ini lebih dari sekedar masalah hak cipta... ini masalah hak berada!"

"Setuju dengan apa yang dikatakan mas Gendo," timpal mbak Sundhel, "Bangsa manusia semakin kehilangan sensibilitasnya dalam berucap dan bertindak. Dengan mudahnya mereka memberi cap 'ini Setan', 'ini Iblis', 'ini Dhemit'. Apakah ada salah satu dari kita yang pernah berkomunikasi dengan mereka sehingga mereka mampu memberi label-label yang membawa nama baik kita?"

"Belum lagi masalah royalti. Berapa banyak film dibuat memakai image kita dan tidak sepeser menyanpun kita terima dari mereka?" potong Bb Ngepet. 

"Banyak suara dari daerah mengeluhkan tiga atau empat tahun belakangan ini, sesajen semakin berkurang. Rupanya bangsa manusia di negara ini semakin tidak percaya lagi pada tenaga kita. Mereka sekarang punya dewan menteri yang lebih rasional, lebih teliti dalam pembukuan keuangan. Ada penyelewengan sedikit, sikat. Akibatnya, banyak dhemit, setan dan iblis daerah kekurangan bahan-bahan kehidupan dasar seperti menyan, harum bunga, bahkan tumbal yang bentuknya paling kecil pun, seperti kepala kambing, sudah semakin jarang ditemukan."

"Untuk yang di daerah" Thuyul kembali bersuara,"Saya usulkan bantuan kilat dengan mengirimkan paket sembako murah. Bukan sekedar untuk membantu mereka, tetapi juga supaya mereka setuju dengan keputusan kita malam ini. Bukan begitu mas Gendo."

"Nah, jadi kita sepakat kan untuk mendirikan satu partai yang membela kepentingan kita," tandas Genderuwo.

"Sepakat!" seru sekalian penghuni alam ghaib yang ikut rapat. Bumi pekuburan di pojokan Ibu Kota bergetar karena kesatuan seruan mereka.

"Nah," lanjut Gendo,"Sebelum kita masuk ke pembicaraan nama untuk partai baru ini, ada baiknya kita perjelas juga strateginya. Pertama-tama, kita ingin dalam jangka pendek, mendapat kursi di parlemen. Untuk jangka panjang, tidak saja punya kedudukan di sana, tetapi juga menguasainya.!"

Tanah pekuburan kembali bergetar mendengar ambisi Gendo.

"Untuk mencapai tujuan itu, perlu dibentuk semacam asosiasi advokat para dhemit, tentu bekerja sama dengan lawyer-lawyer bangsa manusia karena kita tidak punya atau lebih tepatnya belum punya legal standing dalam tata beperkara menurut undang-undang bangsa manusia. Untuk kepentingan ini, yaitu berdirinya semacam asosiasi advokat para dhemit, saya minta kesediaan mbk Kuyang untuk menanganinya."

"Siap, laksanakan!" jawab yang bersangkutan.

"Nah, sekarang mari kita beri nama untuk partai kita."

"Bagaimana kalau Partai Dhemit..." tanya Thuyul.

"Menurut saya, mari kita gunakan istilah yang lebih bisa diterima semuanya. Kata Dhemit berkonotasi kedaerahan, yaitu Jawa. Kita menginginkan satu partai yang mampu merangkul semua penghuni alam ghaib dalam skala nasional."

"Bagaimana kalau Partai Setan, atau Partai Kepentingan Setan. Ah jangan, Partai Setan saja. Sederhana dan tu de poiin."

Kembali usul Gendo disambut hiruk pikuk para peserta rapat.

"Untuk langkah ke depan, kita putuskan saja gerakan-gerakan taktis berikut ini. Dek Thuyul, segera hinggapi semua mesin ATM se-antero Ibu Kota. Tarik sebanyak cash yang engkau bisa. Kita butuh dana segar untuk membayar para ahli hukum bangsa manusia."

"Siap komandan Gendo."

"Dan kau, pochong. Jangan tampakkan dirimu terlalu kentara. Tetapi, perhaluslah kehadiranmu bukan demi menakut-nakuti bangsa manusia tetapi pecah belahlah mereka. Buat kabur daya nalar mereka, sehingga relasi surga-dunia kelihatan begitu mekanis dan dengan demikian manusia bisa dipermainkan."

"Laksanakan komandan Gendo," sahut Pochong.

"Paling tidak, itu dulu yang bisa kita buat begitu partai kita berdiri nanti. Sekarang, mari kita susun kepengurusannya. Sebagai ketua, saya rasa tiada calon lain selain saya sendiri.... sepakat....!" 

Begitulah alur yang dapat ditarik dari notulen sidang para setan di malam-malam yang hening.

Bumi Batavia, 14 April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun