Mohon tunggu...
Severus Trianto
Severus Trianto Mohon Tunggu... Dosen - Mari membaca agar kita dapat menafsirkan dunia (W. Tukhul)

mengembalikan kata pada dunia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Partai Setan

14 April 2018   08:24 Diperbarui: 14 April 2018   08:44 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: my.dek-d.com

"Nah, sekarang mari kita beri nama untuk partai kita."

"Bagaimana kalau Partai Dhemit..." tanya Thuyul.

"Menurut saya, mari kita gunakan istilah yang lebih bisa diterima semuanya. Kata Dhemit berkonotasi kedaerahan, yaitu Jawa. Kita menginginkan satu partai yang mampu merangkul semua penghuni alam ghaib dalam skala nasional."

"Bagaimana kalau Partai Setan, atau Partai Kepentingan Setan. Ah jangan, Partai Setan saja. Sederhana dan tu de poiin."

Kembali usul Gendo disambut hiruk pikuk para peserta rapat.

"Untuk langkah ke depan, kita putuskan saja gerakan-gerakan taktis berikut ini. Dek Thuyul, segera hinggapi semua mesin ATM se-antero Ibu Kota. Tarik sebanyak cash yang engkau bisa. Kita butuh dana segar untuk membayar para ahli hukum bangsa manusia."

"Siap komandan Gendo."

"Dan kau, pochong. Jangan tampakkan dirimu terlalu kentara. Tetapi, perhaluslah kehadiranmu bukan demi menakut-nakuti bangsa manusia tetapi pecah belahlah mereka. Buat kabur daya nalar mereka, sehingga relasi surga-dunia kelihatan begitu mekanis dan dengan demikian manusia bisa dipermainkan."

"Laksanakan komandan Gendo," sahut Pochong.

"Paling tidak, itu dulu yang bisa kita buat begitu partai kita berdiri nanti. Sekarang, mari kita susun kepengurusannya. Sebagai ketua, saya rasa tiada calon lain selain saya sendiri.... sepakat....!" 

Begitulah alur yang dapat ditarik dari notulen sidang para setan di malam-malam yang hening.

Bumi Batavia, 14 April 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun