Menurut hasil penelitian Srinovita et. al (2012), semakin banyak stimulasi akademik yang didapat siswa, maka prestasi akademiknya pun akan semakin tinggi. Hal ini bermakna bahwa inovasi dalam stimulasi akademik kegiatan belajar mengajar, seperti penerapan teknik dan penggunaan media pembelajaran kekinian merupakan suatu hal yang diperlukan.
Salah satunya melalui penerapan model hybrid, dengan mengombinasikan kegiatan belajar luring dengan pemanfaatan teknologi daring. Hal ini relevan pula dengan situasi saat siswa yang mulanya terbiasa dengan kondisi pandemi dan pembelajaran daring, kini harus beradaptasi lagi dengan situasi new normal dan pembelajaran luring.
Artinya, kemampuan adaptasi menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Sebab, menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, “adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi”. Hal ini bermakna bahwa bagaimanapun, kita tidak akan kembali ke cara lama, melainkan menggabungkan cara-cara lama dengan cara yang baru, sehingga peserta didik yang ada pun termotivasi untuk belajar.
Oleh karena itu, kurangnya literasi digital bagi tenaga pendidik merupakan suatu celah besar yang perlu diperkecil oleh sistem. Sebab, pemerataan fasilitas dan sarana prasarana akan menjadi sia-sia, jika sumber daya manusia yang ada tak mampu mengoptimalkannya.
Kampus Mengajar di SDN Ibu Dewi 7 Cianjur
Kurang meleknya tenaga pendidik akan teknologi adalah masalah yang mencoba diselesaikan oleh narasumber saya, Siti Annisa Nurrahmah, bersama kelompoknya di SDN Ibu Dewi 7, Cianjur, melalui program Kampus Mengajar.
Dari jumlah 10 orang guru yang mengajar, diketahui hanya 3 orang yang melek teknologi dan mampu mengoperasikan media pembelajaran digital. Sisanya, guru-guru yang ada belum dapat mengoptimalkan pemakaian gawai untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Bahkan, penyimpanan data-data siswa masih dilakukan secara manual dalam buku. Annisa dan kawan-kawannya kemudian mengajari tenaga pendidik di sana untuk menggunakan Microsoft Excel untuk menyimpan dan mengolah data siswa agar lebih efektif dan efisien.
Mereka juga membuat program sosialisasi pemanfaatan platform Quizizz untuk membuat kuis lebih interaktif dan menyenangkan. Melalui Kampus Mengajar, mahasiswa dapat menjadi agen pendidikan mikro bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Hal ini sangat efektif untuk menutup berbagai celah yang tak pernah tersentuh sebelumnya. Sebab, saya yakin, pemerintah pusat pun tidak mungkin tidak memberikan program sosialisasi teknologi atau tenaga pendidik yang ada tidak pernah mengikuti semacam pelatihan untuk menerapkan pembelajaran digital.
Namun, dengan segala hal kompleks yang memengaruhi pembelajaran seseorang, perlu banyak pendekatan agar suatu pemahaman dapat diraih secara penuh.