Pendidikan adalah kunci menuju masa depan yang lebih baik. Ia terus berubah, menyesuaikan kebutuhan siswa dan mengikuti arah gerak teknologi yang semakin pesat.
Perkembangan dan perubahan yang yang terus terjadi di dunia pendidikan juga tentu membawa
berbagai dampak. Salah satu dampak positifnya, siswa dapat belajar dengan cara yang serupa saat mereka bermain, yaitu melalui media edukasi digital yang bervariasi.
Dimulai dari video pembelajaran, PowerPoint yang penuh animasi, hingga kuis yang mulanya terasa menegangkan kini dapat dilakukan melalui platform seperti Kahoot dan Quizizz yang mengasyikkan.
Pendidikan saat ini diwujudkan dengan cara-cara yang berkualitas dan tak melulu berorientasi pada kognitif, seperti yang ingin dicapai dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4, “Pendidikan yang Berkualitas”.
Poin SDGs ke-4 ini juga tak hanya bermakna soal kualitas kurikulum dan model pembelajaran, tetapi juga implementasinya. Jika kita bicara mengenai pendidikan masa kini yang memiliki ragam cara dan media yang berbeda, yang menjadi pertanyaan adalah, semua itu untuk siapa?
Pendidikan yang dinamis dan mengembangkan berbagai aspek dalam diri siswa yang disebutkan oleh SDGs ke-4 haruslah pendidikan yang bersifat inklusif dan merata. Ia tak hanya menjadi wadah untuk siswa dengan kriteria tertentu. Sebaliknya, ia sudah semestinya membuka banyak pintu kesempatan bagi semua orang untuk menjadi pembelajar sejati.
Sayangnya, salah satu kendala dalam pendidikan di Indonesia adalah kemampuan adaptasi dan minat belajar, baik dari sisi siswa maupun guru.
Hal ini didukung oleh hasil survei Kemenkominfo bersama Katadata yang menunjukkan bahwa dari skala 0 sampai 5, indeks literasi digital Indonesia berada di level 3,49 dengan kategori sedang.
Walau begitu, kita tak boleh berpuas diri sebab indeks tersebut masih belum mampu mencapai tingkat baik. Lalu, data tersebut juga mencakup kalangan masyarakat umum. Lain halnya dengan khusus tenaga pendidik yang harus beradaptasi di dunia pendidikan yang serba-teknologi.
Seperti ditegaskan oleh Sole dan Anggraeni (2018), perlu pengimbangan yang sama cepat dari pendidik dengan laju pertumbuhan IPTEK, dengan cara penyesuaian kebutuhan dan adanya inovasi pembelajaran. Belum lagi, keragaman model pembelajaran dan digitalisasi dalam pembelajaran ini juga berkaitan erat dengan minat belajar siswa dan motivasinya untuk berprestasi.
Menurut hasil penelitian Srinovita et. al (2012), semakin banyak stimulasi akademik yang didapat siswa, maka prestasi akademiknya pun akan semakin tinggi. Hal ini bermakna bahwa inovasi dalam stimulasi akademik kegiatan belajar mengajar, seperti penerapan teknik dan penggunaan media pembelajaran kekinian merupakan suatu hal yang diperlukan.
Salah satunya melalui penerapan model hybrid, dengan mengombinasikan kegiatan belajar luring dengan pemanfaatan teknologi daring. Hal ini relevan pula dengan situasi saat siswa yang mulanya terbiasa dengan kondisi pandemi dan pembelajaran daring, kini harus beradaptasi lagi dengan situasi new normal dan pembelajaran luring.
Artinya, kemampuan adaptasi menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Sebab, menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, “adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi”. Hal ini bermakna bahwa bagaimanapun, kita tidak akan kembali ke cara lama, melainkan menggabungkan cara-cara lama dengan cara yang baru, sehingga peserta didik yang ada pun termotivasi untuk belajar.
Oleh karena itu, kurangnya literasi digital bagi tenaga pendidik merupakan suatu celah besar yang perlu diperkecil oleh sistem. Sebab, pemerataan fasilitas dan sarana prasarana akan menjadi sia-sia, jika sumber daya manusia yang ada tak mampu mengoptimalkannya.
Kampus Mengajar di SDN Ibu Dewi 7 Cianjur
Kurang meleknya tenaga pendidik akan teknologi adalah masalah yang mencoba diselesaikan oleh narasumber saya, Siti Annisa Nurrahmah, bersama kelompoknya di SDN Ibu Dewi 7, Cianjur, melalui program Kampus Mengajar.
Dari jumlah 10 orang guru yang mengajar, diketahui hanya 3 orang yang melek teknologi dan mampu mengoperasikan media pembelajaran digital. Sisanya, guru-guru yang ada belum dapat mengoptimalkan pemakaian gawai untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Bahkan, penyimpanan data-data siswa masih dilakukan secara manual dalam buku. Annisa dan kawan-kawannya kemudian mengajari tenaga pendidik di sana untuk menggunakan Microsoft Excel untuk menyimpan dan mengolah data siswa agar lebih efektif dan efisien.
Mereka juga membuat program sosialisasi pemanfaatan platform Quizizz untuk membuat kuis lebih interaktif dan menyenangkan. Melalui Kampus Mengajar, mahasiswa dapat menjadi agen pendidikan mikro bagi sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Hal ini sangat efektif untuk menutup berbagai celah yang tak pernah tersentuh sebelumnya. Sebab, saya yakin, pemerintah pusat pun tidak mungkin tidak memberikan program sosialisasi teknologi atau tenaga pendidik yang ada tidak pernah mengikuti semacam pelatihan untuk menerapkan pembelajaran digital.
Namun, dengan segala hal kompleks yang memengaruhi pembelajaran seseorang, perlu banyak pendekatan agar suatu pemahaman dapat diraih secara penuh.
Menanam Tumbuhan, Memupuk Kemampuan
Program Kampus Mengajar yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikbud ini adalah program yang bersifat multidisipliner. Artinya, program terbuka tak hanya untuk mahasiswa/i dengan latar belakang pendidikan, tetapi juga dapat diikuti mahasiswa dari berbagai jurusan yang memiliki kemampuan dan pendalaman pengetahuan yang berbeda.
Terbukti dari program Kampus Mengajar di SDN Ibu Dewi 7 ini, 5 mahasiswa yang tergabung terdiri dari 3 mahasiswa pendidikan, dengan mahasiswa lain yang berada di jurusan Agroteknologi dan Teknik Informatika.
Dengan begitu, program pembelajaran, baik bagi guru maupun siswa yang dicanangkan bersifat terintegrasi. Contohnya, dalam sosialisasi penggunaan Quizizz, mahasiswa Teknik Informatika dapat memberi penyuluhan dan tutorial yang bersifat teknis, sementara mahasiswa Pendidikan bertugas memberi arahan dengan cara yang lebih mudah dipahami.
Hal ini merupakan bentuk sosialisasi dua langkah, sehingga pengetahuan yang diakuisisi guru nantinya dapat diterapkan juga dalam pembelajaran dan bersifat berkelanjutan. Menjadikan proses pembelajaran yang menyenangkan melalui Quizizz ini juga berperan dalam meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa dan memudahkan guru karena rekapitulasi nilai kuis masing-masing siswa sudah tersedia.
Hal ini sejalan dengan hasil studi Haddar dan Juliano (2021) yang juga mendapat dampak positif setelah menerapkan Quizizz sebagai media pembelajaran di tingkat sekolah dasar.
Selain dari inovasi dalam media pembelajaran, para mahasiswa Kampus Mengajar juga melakukan inovasi lain. Mahasiswa Agroteknologi, contohnya, memiliki cara pandang yang berbeda.
Dengan bekal ilmu dan pengalamannya selama melakukan praktikum di perkuliahan, ia ingin menjadikan SDN Ibu Dewi 7 yang mulanya gersang menjadi tempat belajar yang nyaman dan asri.
Hal ini relevan dengan teori ekologi Bronfenbrenner, sekolah merupakan lingkungan kedua setelah rumah yang memberi pengaruh paling banyak kepada diri seorang anak. Sekolah sebagai mikrosistem berfungsi menyediakan lingkungan fisik berkualitas yang menjadi sarana untuk anak belajar, sehingga mampu memahami materi pembelajaran secara optimal.
Untuk itu, mereka memutuskan untuk melakukan penghijauan di lingkungan sekolah. Mereka memilih untuk melakukan urban farming dengan cara menanam caisim yang kaya antioksidan dengan sistem hidroponik.
Seperti generasi muda yang sedang meniti fase perkembangannya di ruang-ruang kelas, tanaman-tanaman caisim yang baru ditanam tersebut kelak akan menjadi sumber lingkungan belajar yang nyaman.
Tak cukup itu, mahasiswa-mahasiswa ini juga melakukan kegiatan pembelajaran tambahan di luar kegiatan sekolah, seperti les baca, tulis, hitung (calistung) bagi anak-anak yang tertinggal dalam pembelajaran.
Melalui observasi, kegiatan yang dilakukan di kelas, dan wawancara dengan wali kelas, mereka membuat catatan khusus bagi siswa yang dirasa memiliki kesulitan. Kegiatan ini, lagi-lagi, merupakan pengisi celah pendidikan yang mungkin tak terlihat dan disadari oleh guru.
Mahasiswa dengan sudut pandang mereka yang segar dapat dengan segera berembuk dan merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan. Hal ini sesuai dengan hasil kajian yang dilakukan Widiyono et. al (2021) terhadap implementasi program Kampus Mengajar di sekolah lain, yakni siswa di SDN 01 Sowan Lor yang dilihat dari meningkatnya minat belajar dan kemampuan literasi serta numerasi yang berkembang.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Kampus Mengajar merupakan salah satu program education partnership yang efektif dalam memberikan perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia.
Bukan hanya memberikan pengalaman mengajar dan turun lapangan yang berharga bagi para mahasiswa, namun di saat yang sama turut memperbaiki kualitas sumber daya manusia dari sisi tenaga pendidik maupun peserta didik. Harapannya, program ini akan terus berlangsung dan ditinjau keberadaannya, sampai peserta didik yang mungkin dulunya adalah siswa yang “ditanam”, akan berpartisipasi dan mulai “menanam”.
Daftar Pustaka
Guy-Evans, O. (2020). Bronfenbrenner’s Ecological Systems Theory. Simply Psychology. Retrieved November 17, 2021, from
https://www.simplypsychology.org/Bronfenbrenner.html
Katadata. (2022). Indeks Literasi Digital Indonesia Masuk Kategori Sedang pada 2021. [online] Available at: [Accessed 12 May 2022].
Kompas. (2020). Menteri Nadiem Wacanakan Belajar Jarak Jauh Permanen Setelah Pandemi Covid-19, Mungkinkah? Halaman all - Kompas.com. [online] KOMPAS.com. Available at: [Accessed 14
May 2022].
Sole F, B., Anggraeni, D, M. (2018). Inovasi pembelajaran elektronik dan tantangan guru abad 21. Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika, 2(1), 10-18.
Srinovita, Y., Hastuti, D., Muflikhati, I. (2012). Pola asuh akademik, ketersediaan stimulasi, dan prestasi akademik pada remaja dengan perbedaan latar belakang pendidikan prasekolah. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen, 5(2), 147-156.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H