Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pelajaran dari 2023: Lolos Beasiswa setelah Gagal Sebelumnya

2 Januari 2024   15:53 Diperbarui: 17 Januari 2024   17:44 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin tambah umur, saya menyadari ternyata intelektual saya (tampaknya) juga menurun. Nilai skor test Tes Potensi Akademik (TPA) yang biasanya cukup untuk lolos bisa tes-tes beasiswa, ternyata saya gagal.

Jika Anda sudah memiliki ijazah S-1, rasa-rasanya saat ini cukup banyak tawaran beasiswa untuk jenjang S-2. Baik untuk sekolah di kampus dalam negeri maupun luar negeri. Baik donatur dari dalam negeri maupun penyandang dana dari luar negeri. Kalau kita aktif di forum-forum atau sirkel pemburu beasiswa, pasti akan sangat banyak sekali tawaran-tawaran tersebut. Tinggal kita pilih yang cocok, sesuai kriteria, dan pas dengan kemampuan kita.

Sedikit cerita, di masa pendidikan tinggi, saya lalui dengan program-program beasiswa karena sadar diri saya bukan dari keluarga mampu yang bisa leluasa memilih kampus dan membiayainya. Setidaknya saya menyelesaikan pendidikan tinggi jenjang diploma tiga di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (sekarang menjadi Politeknik Kuangan STAN) yang terkenal gratis dan ikatan kerja itu. Cocok dengan kaum tanpa privilege kuangan seperti saya. Setelah bekerja saya melanjutkan jenjang Strata-1 di Universitas Jenderal Soedirman. Kali ini mendapat beasiswa dari State Accountability Revitalization (STAR) yang dijalankan via Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Tes-tes yang saya lalui di atas, kalau saya ingat-ingat sekarang relative tidak perlu menyediakan waktu khusus untuk belajar. Biasanya materi yang di-tes-kan seputar TPA dan TBI (Tes Bahasa Inggris). Tes Bahasa Inggrisnya bisa ada jadwal tes tersendiri oleh penyelenggara atau menggunakan tes dan skor TOEFL.

Berbekal masa belajar saat sekolah, biasaya saya pede saja mengerjakan soal-soal tersebut. Sebagai kaum yang tidak pintar-pintar amat ya kadang lolos kadang gagal.

Nah untuk untuk beasiswa Strata-2 kali ini saya mengikuti tes beasiswa program dari Pusbindiklatren Bappenas. Ada beragam program yang biasanya disediakan, namun memang kebanyakan khusus untuk para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sektor yang mengurusi tentang perencanaan dan sejenisnya.

Dengan bekal kemampuan yang sudah melekat, awalnya saya mengikuti tes yang diadakan tanpa persiapan yang cukup serius. Saya hanya sedikit baca-baca dan modal bismillah saja untuk kemudian berangkat mengikuti tes di tahun 2021 untuk masa studi dimulai tahun 2022. Dan, hasilnya gagal. Hehe...

Mengevaluasi dari tahapan tersebut, saya akhirnya sadar diri bahwa memang saya perlu belajar lebih serius untuk mempersiapkan diri sebelum mengikuti tes.

Apa saja yang saya lakukan? Mungkin ini bisa diikuti bagi para pemburu beasiswa yang masih penasaran.

Meminjam buku soal bahas Tes TPA OTO Bappenas

Ya, saya tidak membeli secara khusus. Saya hanya meminjam pada kawan yang memang punya buku tersebut. Seri apapun yang ada tulisan TPA OTO Bappenas bisa digunakan untuk berlatih dan membiasakan diri dengan materi soal-soalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun