Seperti banyak umat Islam lain, saat Ramadan adalah saat 'berpesta' ibadah. Hal-hal baik yang kita lakukan di bulan lain, kita tingkatkan selama bulan Ramadan. Begitu juga amalan-amalan tertentu yang sengaja khusus kita ingin lakukan di bulan suci ini.
Di awal bulan, bahkan menjelang hari pertama Ramadan, sering kita meng-azzam-kan diri akan merutinkan amalan-amalan andalan selama Ramadan, di luar ibadah wajib berpuasa, semisal: mengkhatamkan alquran, merutinkan sedekah dengan nominal tertentu, merutinkan salat tarawih berjamaah di masjid, merutinkan salat subuh berjamaah di masjid, merutinkan memberi buka puasa di masjid terdekat, atau ibadah-ibadah lain yang kita pilih. Apapun itu.
Amalan baru selama ramadan yang kita niatkan memang perlu dilatih dan dikelola dengan baik agar dapat bertahan hingga akhir bulan. Syukur-syukur jika amalan baik ini bisa kita lanjutkan selepas Ramadan nanti.
Namun problemnya, biasanya itu hanya berjalan konsisten di pekan pertama Ramadan. Hanya 'panas' di awal-awal saja, namun melempem di sisa waktu. Apakah Anda juga punya masalah ini?
Berikut ini tips mengakuisisi kebiasaan baru agar amalan yang sudah kita niatkan di awal Ramadan, bertahan hingga akhir. Tips ini diambil dari buku James Clear yang akhir-akhir ini banyak dibahas dan direkomendasikan oleh banyak kalangan produktivitas. Buku ini berjudul Atomic Habits.
Saya pribadi mengamini bahwa buku ini memang bagus, terutama bagi orang-orang yang sedang berusaha membentuk kebiasaan baik yang baru, dan atau menghilangkan kebiasaan buruk yang telah lama melekat di diri.
Secara prinsip, jurus utama membiasakan amalan baru versi James Clear adalah: 1) Menjadikan terlihat, 2) Menjadikan menarik, 3) Menjadikan Mudah, 4) Menjadikan memuaskan. Semua tips ini sebenarnya adalah trik gamifikasi dan 'manipulasi' diri dengan terkonsep dan dengan arah yang kita tentukan. Kita mengontrol perilaku kita sendiri!
Ambil contoh salah satu amalan ramadan yang ingin kita biasakan: salat subuh berjamaah di masjid.Â
Amalan ini ringan-ringan-berat. Ringan karena hanya berangkat ke masjid dan menunaikan 2 rakaat salat, namun terasa berat bagi yang tidak terbiasa karena dijalankan pagi-pagi buta di awal aktivitas.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!