Kita harus mengeset situasi dan lingkungan yang memudahkan kita menjalankan amalan salat subuh berjamaah, seperti: memastikan bahwa perlengkapan salat telah ready dan memilih yang mudah dikenakan, memilih jalur tercepat ke masjid, atau meyakinkan pada diri sendiri bahwa "Saya hanya akan berangkat, salat 2 rakaat, dan pulang. Itu sangat mudah dan cepat dilakukan."
Salah satu penghambat amalan-amalan yang kita niatkan di awal ramadan tidak dapat konsisten sampai akhir adalah kita dihantui pengalaman bahwa melakukan amalan tersebut cukup sulit dan terkesan berat. Jika di benak kita masih ada perasaan seperti itu, segera set kembali kadar amalan yang ingin kita biasakan ke level yang lebih mudah, untuk kemudian kita naikkan perlahan kadarnya sembari kita telah memulai dan menjalankan beberapa saat.
Jika amalan itu baru, awali dengan yang paling mudah, kemudian tingkatkan kadarnya secara perlahan!
Menjadikan memuaskan
Otak 'primitif' kita memang lebih menyenangi reward instan daripada reward yang masih jauh hari kita dapatkan.Â
Kita tahu bersama bahwa amalan salat subuh berjamaah di masjid memiliki keutamaan, namun semua itu 'tidak terlalu disukai' oleh otak primitif kita yang belum teredukasi (baca: terhidayah). Maka, untuk amalan-amalan baru yang ingin kita biasakan di bulan Ramadan, kita perlu 'mencantolkan'Â reward instan yang dapat kita rasakan dan menjadikan diri kita merasa puas saat selesai melaksanakannya.
Beberapa tips yang disarankan oleh James Clear dalam bukunya adalah membuat jurnal yang dapat kita saksikan progressnya, dan memberikan centang/tick mark setiap kita berhasil menjalankan amalan di hari itu.
Centang/tick mark ini menjadi pesan kepada otak kita bahwa kita telah memiliki  progres yang baik. Dan evidences (kejadian-kejadian) yang mengarah ke arah positif, memberikan efek kepuasan dalam otak dan menjadikan kita bersemangat untuk mengulanginya lagi.
Dan jika memungkinkaan, kita bisa menambahkan reward instan lain yang bisa kita set sendiri, seperti memasukkan uang 20 ribu ke dalam kaleng transparan setiap kita berhasil menyelesaikan tantangan (baca: amalan) baru. Uang ini nanti kita boleh pergunakan untuk membeli sesuatu yang kita inginkan sejak lama seperti buku, baju baru, sepatu, atau apapun yang bisa mengesankan reward istimewa untuk diri kita sendiri.
Tentunya itu semua kita sadari sebagai ikhtiar membiasakan amalan baik di bulan ramadan dan tetap lillahita'allah dalam melakukan setiap ibadahh.
***
Tips ini bisa kita modifikasi untuk beragam pembiasaan amalan-amalan lain di bulan puasa. Tinggal sesuaikan dengan keadaan masing-masing. Selamat mencoba!