Saya yakin, kebanyakan kita pemuda di pertengahan usia 20-an hingga awal 30-an, pernah mengalami kegalauan terhadap kehidupan atau karier. Pilihan-pilihan mau mengejar passion, atau realistis mengikuti karier yang tidak membuat kelaparan, atau harus menjadi seorang entrepreneur alih-alih mengejar puncak karier profesional.
Dorongan ini menurut saya wajar belaka, energi yang masih tinggi, lanskap penglihatan yang semakin luas, dan sumber daya kesehatan-keuangan-waktu yang sedang dalam masa prime membuat dorongan untuk melihat ulang peta jalan kehidupan dan mempertanyakannya kembali. Benar atau salah pilihan yang sedang kita perjuangan.
Ini murni bukan perkara benar atau salah. Namun perkara kenyamanan dan spektrum pilihan hidup yang tersedia di depan mata.
Jika Anda merasakan dalam fase seperti itu, maka buku You Do You karya Fellexandro Ruby ini patut Anda masukkan dalam next bahan bacaan.
Poin-poin utama apa yang disampaikan relatif tidak ada yang baru sebenarnya. Jika kita suka membaca buku-buku pengembangan diri, relatif semua tip utama yang dipaparkan pernah kita jumpai di tempat lain, seperti mengenali diri sendiri, apa itu passion, apa itu ikigai, termasuk growth mindset dan apa-apa saja yang perlu kita upayakan selama masa muda.
Namun yang menjadi unik dan spesial buku ini adalah bagaimana penulis menyajikan dan dikombinasikan dengan pengalamannya pribadi. Pengalaman menjalani maupun perenungan yang pernah terlintas di kepalanya.
Buku ini terbagi menjadi lima bab utama. Halamannya pun tipis belaka, hanya 235 termasuk segala macam ilustrasi dan halaman quote yang ditekankan. Bisa kita 'selesaikan' dengan sekali duduk. Atau dijadikan teman duduk yang dipajang di meja kerja yang bisa 'dipanggil' sewaktu-waktu membutuhkan untuk dibaca cepat.
Diawali dari bab berjudul Bertemu dengan Diri Sendiri. Isinya mengenai 'how to' kita mengenal diri sendiri. Banyak teori-teori 'hits' yang dicuplik dan dimasukkan ke buku ini berkenaan dengan mengenali diri sendiri. Bagaimana cara kita belajar, waktu terbaik kita untuk berkarya, cara mengatur fokus dan energi, dan dan apa yang paling berharga menurut diri kita.
Semua jawaban itu tergantung dan berbeda untuk tiap individu. Kita tidak bisa menggunakan ukuran orang lain untuk diterapkan pada kehidupan kita. Bukannya enjoy, bisa-bisa malah tersiksa.