Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Momen Ramadan sebagai Media Pendidikan Kontekstual Anak

14 April 2021   04:49 Diperbarui: 14 April 2021   11:19 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak akan merasakan nuansa kolosal menutup aurat. Dari sini mereka akan dikenalkan dan dibiasakan bahwa ada alasan tertentu mengapa setiap orang memiliki batasan aurat dan harus mentaatinya.

Anak akan merasakan nuansa kolosal membaca Alquran yang bersahut-sahutan. Dari sini mereka akan menyaksikan bahwa Alquran adalah memang bacaan penting yang dibaca juga oleh semua orang, tidak hanya oleh orang tuanya, dan juga tidak hanya dirinya sendiri yang belajar mengaji.

Ini akan melengkapi pelaksanaan ibadah puasa yang sudah dilaksanakan di rumahnya dengan tidak adanya lagi orang dewasa yang makan dan minum di siang hari.

Masker menjadi kostum pelengkap anak menjalani Ramadan di Masjid | dok. Trian Ferianto
Masker menjadi kostum pelengkap anak menjalani Ramadan di Masjid | dok. Trian Ferianto

Level anak saya memang sedang dalam tahap perkembangan praoperasional (2-7 tahun). Mereka sedang butuh-butuhnya mendapatkan rangsangan dari lingkungan sosialnya untuk melatih operasional mental dan logikanya. 

Mereka sedang berlatih mempertimbangkan ini itu di benaknya, maka momen Ramadan adalah saat yang pas untuk memberikan rangsangan-rangsangan ibadah secara kolosal. Belajar dari tahun lalu yang terlewat begitu saja, tahun ini harus lebih cerdik memanfaatkan di tengah kondisi yang memang sedang serba terbatas.

---Baca Juga: Ini Cara Saya Mendidik Anak Perempuan

Saya (dan anak-anak) mau tidak mau harus mulai membiasakan diri dan melihat bahwa Ramadan kali ini juga akan berbeda dengan Ramadan sebelum pandemi. Semua keleluasaan sebelum ada pandemi, tidak dapat kami laksanakan dengan bebas seperti buka puasa bersama, bersalaman dan berpelukan dengan jamaah lain, serta saling membagi makanan ke tetangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun