Seperti Upaya yang dilakukan oleh Program Pengelolaan Sampah di RW 05, Kec. Muja-muju, Yogyakarta (November 2017) RW 05 terdiri dari 7 RT, namun hanya 3 yang aktif. Program ini melibatkan 25 nasabah, dengan 16 di antaranya aktif pada hari tersebut. Nasabah dari luar RT juga boleh ikut serta. Program Bank Sampah ini dipimpin oleh Yudha sejak awal., yang merupakakn salah satu upaya umkm di daerah tersebut.
"Dilakukan juga pembukaan tabungan tiga kali. Setelah tempat pengumpulan sampah di Piyungan ditutup, sampah dipilah berdasarkan jenisnya jadi kertas, plastik, logam, dan lain-lain. Barang-barang besar seperti kasur yang rusak harus dibawa sendiri ke Kecamatan Gondokusuman", ujar Yudha selaku ketua fasilitator RW 05.
Sampah diangkut setelah mobil dari pelapak Daur Resik Klaten datang. Barang-barang seperti sepatu, pakaian, plastik, logam, seng, dan kertas bisa dijual. Ada 18 jenis yang bisa diuangkan dan masuk ke buku tabungan, dengan sebagian besar nasabah memilih menabung hasil penjualan sampah, tambah Yudha.
Pembinaan mengenai pengelolaan sampah juga digadang-gadang oleh Ibu Fraksiyanti selaku Fasilitator bidang edukasi Tingkat kota Yogyakarta. Ibu Fraksiyanti mengatakan bahwa, dikarenakan penumpukan sampah menjadi permasalahan serius yang mana mengancam kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang efektif dan efisien menjadi kunci untuk mencapai keberlanjutan dalam pengelolaan sampah.Â
Pendekatan komprehensif yang menggabungkan edukasi, regulasi, dan partisipasi masyarakat nyata diperlukan. Edukasi mengenai pentingnya 3R oleh pengelola bank sampah (Reduce, Reuse, Recycle) harus digalakkan untuk mengubah pola konsumsi masyarakat.Â
Regulasi yang tegas tentang pembuangan sampah dan insentif bagi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan jelas sangat perlu diterapkan.Â
Partisipasi masyarakat  dalam program pemilahan sampah dan daur ulang juga harus diupayakan. Dengan pengelolaan sampah yang efektif seperti yang sudah diterapkan oleh warga Yogyakarta, kita dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah.Â
Sampah juga dapat diolah menjadi sumber daya baru yang bermanfaat, seperti untuk pupuk (ecoenzim dan biopori) dan ecoprint. Mari bersama-sama wujudkan pengelolaan sampah yang efektif untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan.
Fraksiyanti menegaskan bahwa limbah rumah tangga diolah menggunakan metode Losida dan biopori. Metode Losida membutuhkan beberapa tahun untuk menghasilkan kompos siap pakai, sedangkan ember tumpuk belum berjalan efektif meski sudah ada sosialisasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH).