Mohon tunggu...
tria jayanti
tria jayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswa D3 Akuntansi dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran TMII untuk Meminimalisir Anggaran bagi Masyarakat dalam Mengenal Keragaman Budaya

2 Juni 2024   21:00 Diperbarui: 2 Juni 2024   21:02 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nur Lisnawati, Gadis Bilbina Hakim, Hilas Liilafi, Adit Mardiansyah, Mualinadya Paramita, Tria Jayanti, Nadiyah Eka Putri, Ahmad Daffa Mudhaffar, Talitha Najla Prasetya, Afif Krisna Febrian 

D3 Akuntansi Program Diploma, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

NIM: 1. 2310102002; 2. 2310102006; 3. 2310102008; 4. 2310102010; 5. 2310102019; 6. 2310102022; 7. 2310102030; 8. 2310102033; 9. 2310102035; 10. 2310102038

Email: nlisnaaw@gmail.com; bilbinadis@gmail.com; hilasliilafi@gmail.com; aditmardiansyah0603@gmail.com;paramita2930@gmail.com; triajayanti3@gmail.com; nadiyahekaputri@gmail.com; ahmad02dm@gmail.com; najlaprasetya@gmail.com;afif.krisnafebrian.05@gmail.com

Abstrak

TMII menawarkan berbagai atraksi budaya, seperti museum, pertunjukan seni tradisional, dan replika bangunan khas daerah dari seluruh Indonesia, sehingga memungkinkan pengunjung mengeksplorasi keragaman budaya Indonesia tanpa biaya besar. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai pusat edukasi budaya yang terjangkau bagi masyarakat. Metode deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informan terdiri dari tujuh pengunjung dengan latar belakang dan tujuan kunjungan yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TMII efektif dalam memberikan nilai edukatif dan rekreatif dengan biaya yang terjangkau, memotivasi pengunjung untuk mempelajari budaya Indonesia dan berekreasi bersama keluarga. Lokasi TMII yang strategis dan mudah diakses serta tiket masuk yang terjangkau menjadikannya pilihan yang baik bagi masyarakat. Namun, tantangan seperti pemeliharaan fasilitas dan peningkatan kualitas program edukatif perlu diperhatikan. Secara keseluruhan, TMII berhasil memenuhi fungsinya sebagai pusat budaya dan edukasi, memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan di kalangan masyarakat yang beragam.

Kata Kunci: TMII, Keragaman Budaya, Pariwisata, Biaya.

 

Abstract

TMII offers a variety of cultural attractions, such as museums, traditional art performances, and replicas of typical regional buildings from all over Indonesia, allowing visitors to explore Indonesia's cultural diversity without large costs. This research aims to understand the role of Taman Mini Indonesia Indah (TMII) as an affordable cultural education center for the community. Qualitative descriptive methods were used in this research with interview, observation and documentation techniques. The informants consisted of seven visitors with different backgrounds and purposes of visit. The research results show that TMII is effective in providing educational and recreational value at affordable costs, motivating visitors to learn Indonesian culture and have recreation with their families. TMII's strategic and easy to access location and affordable entrance tickets make it a good choice for the community. However, challenges such as maintaining facilities and improving the quality of educational programs need to be addressed. Overall, TMII has succeeded in fulfilling its function as a cultural and educational center, strengthening the sense of unity and nationality among diverse communities.

Keywords: TMII, Cultural Diversity, Tourism, Costs.

 

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki keragaman budaya yang terbentang luas dari Sabang hingga Merauke. Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri dengan berbagai adat istiadat, bahasa dan tradisi. Hal ini membuat pemahaman dan apresiasi terhadap keragaman budaya Indonesia menjadi penting sebagai bagian dari identitas bangsa. Terutama bagi warga Indonesia yang ingin memperdalam pengetahuan mereka tentang kekayaan bangsa.

Menurut badan WTTC (World Travel & Tourism Council) Pariwisata di Indonesia pada tahun 2016 berkontribusi sebanyak 56 miliar Dollar Amerika terhadap pendapatan kotor dalam negeri (World Travel & Tourism Council, 2017). Pada tahun 2018 sektor Pariwisata menyumbang sebanyak 10,4% pendapatan dunia dan mendukung 319 juta pekerjaan atau 10% dari seluruh total pekerjaan sedunia (World Travel & Tourism Council, 2019). Berdasarkan proyeksi yang dilakukan oleh Kementrian Pariwisata pada tahun 2017 dimana dinyatakan bahwa pada tahun 2020 pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar bagi pertumbuhan Indonesia, maka dari itu pada tahun 2018 Presiden Jokowi menetapkan Pariwisata sebagai salah satu dari "The Leading Sector, selain dari sektor pertanian dan perikanan (Thaib, 2018).

Menurut UNWTO lebih dari satu miliar orang melakukan perjalanan setiap tahunnya di seluruh dunia, dimana sebagian besar terdiri dari keluarga dengan anak kecil dan atau orang tua, penyandang disabilitas atau yang memiliki kebutuhan khusus (UNWTO, 2016). UNWTO berusaha meyakinkan semua sektor pariwisata bahwa aksesibilitas untuk semua ke fasilitas, produk, dan layanan wisata harus menjadi bagian sentral dari kebijakan wisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (UNWTO, n.d.). Karena pariwisata yang dapat diakses atau dapat dikatakan Pariwisata untuk semua memiliki manfaat tidak hanya bagi penyandang cacat dan berkebutuhan khusus, tetapi bagi semua orang, karena melibatkan peluang ekonomi yang besar untuk berbagai sektor di luar sektor perjalanan dan Pariwisata (UNWTO, 2014).

Namun, mempelajari berbagai keragaman budaya tidaklah mudah, terutama dalam anggaran biayanya. Perjalanan ke berbagai daerah untuk mempelajari langsung budaya setempat dapat memakan biaya yang cukup besar, termasuk biaya transportasi, akomodasi dan lainnya. Selain itu, beberapa daerah mungkin sulit untuk dijangkau atau bahkan berisiko, terutama untuk mereka yang kurang berpengalaman dalam menjelajahi wilayah Indonesia yang luas. Bukan hanya itu, masuknya budaya asing dan arus globalisasi ke Indonesia juga memberikan tantangan tersendiri dalam melestarikan kebudayaan lokal.

TINJAUAN PUSTAKA

  1. Pengenalan tentang Taman Mini Indonesia Indah (TMII):

TMII adalah destinasi wisata budaya yang dibangun pada tahun 1975 oleh pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Indonesia ke-2 yang terletak di Jakarta.

TMII juga memiliki visi dan misi untuk memajukan potensi kebudayaan, alam, dan ekonomi Indonesia melalui pendidikan dan pariwisata.

  1. Peran TMII sebagai Pusat Pendidikan Budaya:

TMII berfungsi sebagai pusat pembelajaran bagi warga Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) untuk memahami dan menghargai keragaman budaya Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.

Menyediakan beragam atraksi budaya, seperti museum, pertunjukan seni tradisional, dan replika bangunan khas daerah dari seluruh Indonesia.

  1. Aksesibilitas dan Biaya Rendah:

Lokasi TMII yang strategis di Jakarta membuatnya mudah diakses oleh warga Jabodetabek melalui berbagai moda transportasi umum.

Tiket masuk yang terjangkau memungkinkan warga untuk mengeksplorasi dan mempelajari keberagaman budaya Indonesia tanpa harus mengeluarkan anggaran besar.

  1. Fasilitas dan Aktivitas Edukatif:

TMII menyediakan berbagai fasilitas edukatif, termasuk pusat informasi, panduan wisata, dan program edukasi khusus bagi pelajar.

Program-program ini membantu warga Jabodetabek untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang keragaman budaya Indonesia tanpa perlu menghabiskan banyak uang.

  1. Kontribusi terhadap Peningkatan Kesadaran Budaya:

Dengan menyediakan akses yang mudah dan biaya yang terjangkau, TMII membantu meningkatkan kesadaran budaya di kalangan warga Jabodetabek.

Dengan memahami dan menghargai keragaman budaya, diharapkan dapat memperkuat rasa persatuan dan kebangsaan di tengah masyarakat yang beragam.

  1. Evaluasi dan Tantangan:

Meskipun memiliki peran yang penting, evaluasi terhadap efektivitas TMII dalam meminimalisir anggaran bagi warga Jabodetabek perlu dilakukan secara berkala.

Tantangan seperti pemeliharaan fasilitas, penyediaan program yang relevan, dan meningkatkan kualitas pengalaman pengunjung perlu diatasi untuk menjaga peran TMII yang efektif dalam mendukung pemahaman tentang keragaman budaya Indonesia.

METODE

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Hal ini dikarenakan Penelitian ini berupaya untuk memahami peran TMII sebagai cara untuk meminimalisir anggaran untuk mendapatkan pengetahuan budaya yang sangat beragam. Alasan memilih metode kualitatif ini karena ada kelemahan untuk pengumpulan data tunggal. Dalam konteks ini, penggunaan metode kualitatif dianggap lebih cocok untuk penelitian yang kompleks seperti ini daripada mengandalkan satu sumber data saja. Penelitian ini menggunakan teknik interview (wawancara), observasi, dan dokumentasi. Instrumen pelaksanaan penelitian menggunakan alat bantuan seperti sejumlah responden yang relevan, dan daftar pertanyaan wawancara. proses analisis data kualitatif di penelitian ini melibatkan penyederhanaan data, pengujian keandalan, dan penarikan kesimpulan yang diverifikasi dari data wawancara.

Subjek penelitian merupakan sumber data yang memberikan informasi terkait dengan permasalahan yang diteliti. Metode pengambilan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling, yang dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2015: hlm 216). Kriteria yang ditetapkan oleh peneliti untuk subjek penelitian adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan yang diteliti, memiliki pemahaman tentang informasi yang relevan dengan penelitian. Dengan demikian, subjek dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria berikut:

  1. Pengunjung yang memilih TMII sebagai destinasi wisata.
  2. Bersedia untuk diwawancarai.

Dalam penelitian ini, subjek dipilih dari pengunjung yang memilih TMII sebagai tempat untuk memperdalam pemahaman tentang keragaman budaya sekaligus sebagai tujuan wisata. Pemilihan subjek didasarkan pada minat dan motivasi yang tinggi dalam mempelajari keragaman budaya. Dalam penelitian kualitatif ini, lebih ditekankan pada kualitas informasi yang diperoleh daripada jumlah informan. Oleh karena itu, penetapan subjek penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive, yang sesuai dengan tujuan atau kriteria populasi penelitian.

Tiga teknik utama digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini:

  1. Wawancara: Pendekatan ini, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2010), melibatkan serangkaian pertanyaan yang telah terstruktur yang kemudian diperdalam untuk memperoleh informasi yang lebih rinci. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk membimbing interaksi dengan responden dan memudahkan pencatatan hasil data. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung dan menyeluruh dari berbagai informan yang terlibat, dengan pertemuan tatap muka yang memungkinkan interaksi pribadi dan observasi langsung.
  2. Observasi: Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2015), penelitian dimulai dengan mencatat, menganalisis, dan menarik kesimpulan tentang pelaksanaan dan hasil program berdasarkan perkembangan yang diamati. Teknik observasi yang digunakan adalah nonpartisipan, di mana peneliti bertindak sebagai pengamat independen yang tidak terlibat secara langsung dalam situasi yang diamati.
  3. Dokumentasi: Teknik ini, seperti dijelaskan dalam penelitian, melibatkan pengumpulan data tentang peristiwa yang telah terjadi dalam bentuk rekaman dan foto. Langkah-langkah analisis data yang digunakan termasuk pengumpulan data, reduksi data, serta verifikasi dan penegasan kesimpulan.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode triangulasi data dan metode triangulasi sebagaimana yang dijelaskan oleh Wirawan (2011) dan Moleong (2004) secara berturut-turut. Pendekatan ini melibatkan kombinasi lebih dari satu strategi untuk mengumpulkan data dari sumber yang sama dan membandingkan informasi dari sudut pandang yang berbeda, dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih mendekati kebenaran. Triangulasi dilakukan untuk memastikan keabsahan dan reliabilitas data, terutama jika kebenaran informasi dari subjek atau informan penelitian menjadi diragukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memahami motivasi, biaya yang dikeluarkan, dan tingkat kepuasan pengunjung yang mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Wawancara dilakukan dengan tujuh informan yang memiliki latar belakang dan tujuan kunjungan yang berbeda-beda. Dalam bagian ini, hasil dari wawancara tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara tematik untuk memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai pengalaman para pengunjung TMII.

Tabel 1. Data Informan

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Dari wawancara yang dilakukan, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu:

  1. Efektivitas Biaya

Pengunjung merasa bahwa kunjungan ke TMII memberikan nilai yang baik terhadap biaya yang dikeluarkan. Dengan biaya yang terjangkau, pengunjung dapat mengeksplorasi berbagai budaya Indonesia tanpa perlu mengeluarkan biaya besar untuk perjalanan langsung ke berbagai daerah.

  1. Motivasi Pengunjung

Berdasarkan wawancara, ditemukan bahwa motivasi utama pengunjung TMII adalah untuk mempelajari keragaman budaya Indonesia, menyelesaikan tugas akademik, dan berekreasi bersama keluarga. Sebagian besar responden merasa puas dengan pengalaman mereka dan memberikan nilai tinggi untuk kunjungan mereka.

  1. Aksesibilitas

Lokasi TMII yang strategis dan mudah diakses melalui berbagai moda transportasi umum membuatnya menjadi pilihan yang baik bagi masyarakat.

PEMBAHASAN

Berdasarkan  hasil wawancara yang dilakukan dapat memberikan informasi mengenai motivasi, biaya yang dikeluarkan, dan tingkat kepuasan pengunjung TMII. Dari hasil wawancara dengan tujuh informan, terdapat beberapa hal yang dapat dibahas lebih lanjut dalam bagian ini.

Efektivitas Biaya

TMII dianggap sebagai destinasi yang efektif dari segi biaya. Mayoritas narasumber merasa bahwa biaya yang dikeluarkan sepadan dengan pengalaman yang diperoleh. Sebagai contoh, Attar hanya mengeluarkan 85 ribu rupiah untuk tiket masuk dua orang dan satu motor, sementara Boy Fernandes menghabiskan sekitar 100 ribu rupiah yang mencakup biaya transportasi umum, makan, dan minum. Ini menunjukkan bahwa TMII adalah pilihan yang terjangkau untuk memahami keragaman budaya Indonesia tanpa perlu melakukan perjalanan ke berbagai daerah.

Motivasi Pengunjung

Motivasi pengunjung bervariasi, namun dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok utama:
1. Pendidikan dan Tugas Akademik: Ayudi, misalnya, mengunjungi TMII untuk menyelesaikan tugas cerita rakyat karena fasilitas yang sesuai dengan kebutuhannya. TMII memberikan sarana untuk belajar tentang rumah adat dan budaya Indonesia tanpa perlu mengunjungi daerah asal.
2. Rekreasi dan Hiburan: Pengunjung seperti Endah dan Boy Fernandes memilih TMII untuk liburan dan refreshing bersama keluarga. TMII menawarkan pengalaman yang menyenangkan dan edukatif, menjadikannya destinasi yang menarik untuk rekreasi keluarga.
3. Ketertarikan terhadap Budaya: Attar dan Bapak Saeful menunjukkan minat yang kuat untuk mempelajari budaya Indonesia. TMII memungkinkan mereka mengeksplorasi dan memahami keragaman budaya tanpa biaya yang tinggi.


Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan faktor penting yang membuat TMII populer, terutama bagi warga Jabodetabek. Lokasinya yang strategis dan mudah dijangkau melalui berbagai moda transportasi umum, seperti Transjakarta, membuat TMII lebih mudah diakses oleh banyak orang. Misalnya, Boy Fernandes menggunakan transportasi umum untuk mencapai TMII dengan biaya yang sangat terjangkau.

Meskipun sebagian besar umpan balik positif, terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan oleh pengelola TMII, yaitu:
1.Pemeliharaan Fasilitas: Beberapa informan mencatat bahwa beberapa rumah adat dan wahana di TMII kurang terawat dan tidak bersih. Pemeliharaan yang lebih baik diperlukan untuk menjaga daya tarik dan kenyamanan pengunjung.
2.Transportasi Internal: Informan seperti Balnazar dan Raja mengungkapkan bahwa transportasi dalam TMII (seperti bis keliling) kurang memadai. Peningkatan fasilitas transportasi internal dapat meningkatkan pengalaman pengunjung secara keseluruhan.
3.Peningkatan Program Edukatif: TMII memiliki potensi besar untuk menjadi pusat edukasi budaya yang lebih baik. Pengembangan program-program edukatif yang lebih bervariasi dan interaktif dapat menarik lebih banyak pengunjung dan memberikan manfaat edukatif yang lebih besar.

PENUTUP

Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memiliki peran yang penting dalam memfasilitasi edukasi budaya bagi masyarakat. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan adalah: Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berhasil menarik minat pengunjung berkat program-program edukasi budaya yang menarik. Ini terbukti dari minat dan motivasi kuat pengunjung yang menjadi kunci dalam memanfaatkan TMII sebagai pusat edukasi. Selain itu, TMII memberikan alternatif biaya yang lebih terjangkau bagi masyarakat untuk menjelajahi keragaman budaya Indonesia, mengatasi hambatan biaya perjalanan ke berbagai daerah. Pemeliharaan fasilitas dan peningkatan kualitas pengalaman pengunjung juga menjadi perhatian utama. Sebagai pusat edukasi budaya yang dapat diakses oleh masyarakat luas, TMII berperan penting dalam meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya Indonesia secara keseluruhan.

PENGUNGKAPAN

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Bahasa Indonesia Ibu Rifa Aatiyah, M.Pd. yang telah memberikan panduan, masukan, dan inspirasi dalam merancang serta menyusun artikel ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok 1 yang telah berkontribusi secara penuh dalam melaksanakan penelitian dengan semangat tim dan kolaborasi yang erat dan juga ucapan terima kasih kepada tim artikel yang telah membuat artikel ini dengan penuh ide dan gagasan sehingga menghasilkan artikel yang memiliki nilai penting yang ada di dalamnya. Serta kami juga mengucapkan terima kasih kepada  para pengunjung Taman Mini Indonesia Indah yang telah berpartisipasi untuk di wawancara dan memberikan informasi yang berharga, terakhir kami ucapkan terima kasih kepada pihak Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atas dukungannya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

 

Tampubolon, F. G., Sowakil, J., Delen, K., & Jorgi, T. (n.d.). Strategi Pengembangan Destinasi Wisata Pada Pasca Pandemi Covid-19 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, Mei, 2023(10), 250--259. https://doi.org/10.5281/zenodo.7984524

 

Agung, A., & Wulandari, A. (n.d.). Taman Mini Indonesia Indah... (Anak Agung Ayu Wulandari) TAMAN MINI INDONESIA INDAH SEBAGAI BAGIAN DARI FENOMENA TAMAN BUDAYA DUNIA.

 

Sebastian, R., S1, P. S., & Perjalanan Wisata, I. (n.d.). ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA ANJUNGAN DKI JAKARTA TAMAN MINI INDONESIA INDAH.

 

Adhimah, S. (2020). Peran orang tua dalam menghilangkan rasa canggung anak usia dini (studi kasus di desa karangbong rt. 06 rw. 02 Gedangan-Sidoarjo). Jurnal Pendidikan Anak, 9(1), 57--62.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun