Mohon tunggu...
Tria Mustika Tresna
Tria Mustika Tresna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku hanya muslimah yang tengah berjuang menjadi hamba Allah yang baik dan benar!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesempurnaan Cinta

6 Maret 2013   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:14 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Langit kian melekat dalam gelapnya. Sesosok laki-laki bertubuh atletis itu, kini sedang bersujud di atas sejadanya. Dalam kekusyuannya mengerjakan shalat malam, kusaksikan air mata membanjiri pipinya yang putih bersih. Pura-pura aku pejamkan mata, hingga shalatnya selesai dan aku mendengarkan suara lirih menggema di telingaku dengan sangat lembut.

“Bismillahirrahmannirrahim… Rabbii.. di malam-Mu ini aku kembali bersimpuh mengharap secercah keridhoan-Mu untuk segala gereget di hati ini. Ya Rahman, Ya Rahim… disampingku kin ini telah Engkau anugerahkan seorang wanita yang telah menyempurnakan dien-ku, hatiku, rezekiku dan segala kehidupanku. Maka aku mohon kepada-Mu hapuslah segala kemelut di hatinya. Bahagiakan dirinya selalu karena sungguh dirinya telah membahagiakan hidupku. Lepas segala beban di hatinya, karena dia telah menyempurnakan hatiku. Jadikan hidupnya sempurna dengan cinta yang Engkau anugerahkan di hatiku untuknya. Sungguh aku sudah sangat bersyukur memilikinya, tanpa harus terfisik dengan sempurna seperti wanita lainnya. Dia adalah pelita yang terang ketika hidupku terseret dalam kegelepan dunia. Dia adalah bidadari yang mampu merangkul hatiku karena kecantikan hatinya. Rabbi pintaku kepada-Mu, jodohkanlah kami selalu di dunia dan akhirat. Dan jika kelak aku berjodoh dengan surga-Mu, jodohkanlah pula aku dengannya. Karena bagiku dirinya satu-satunya bidadari yang Engkau ciptakan untukku paling sempurna sekalipun dibandingkan para bidadari di surga-Mu. Amiin.” Air matanya terurai sempurna dengan penuh cinta dalam sujudnya.

Sungguh air mataku kini ikut terurai dengan sempurna pula, seperti cinta di hatiku yang mulai terlukis sempurna kepadanya. Kini baru aku rasakan seperti inilah yang dinamakan kesempurnaan cinta itu. Hatiku dipilih, begitupun hatinya. Dengan kesabarannya dia lantunkan kesempurnaan itu dengan begitu indah hingga tidak sanggup aku urai keindahannya.

Rabbii… sungguh aku tidak layak untuknya, namun dengan kuasa-Mu Engkau layakkan aku. Rabbii… aku belum menjadi wanita yang sholehah, namun atas kuasa-Mu Engkau anugerahkan suami yang sholeh untuk mensholehahkanku. Rabbii… betapa hamba tidak tahu bagaimana cara bersyukur kepada-Mu, namun atas kuasa-Mu, Engkau datangkan seorang suami yang memahami caranya bersyukur dengan  benar. Rabbii.. kabulkan segala doanya, karena itu yang menjadi doaku kini. Dan jadikanlah doa itu untuknya juga Ya Rabb.. Alhamdulillah!”kataku dalam hati.

Rasa ini tak sanggup menahan bendungan air di mataku yang semakin terdorong keluar. Rasa hangat dari air mata yang mengalir berpadu dengan dinginnya udara malam, membuat bibir dan raga ini bergetar.

“Keyla, kenapa kamu sayang?”kata Reihan yang tak sengaja melihatku menangis.

“Mas.. Mas..!”kataku tak sanggup meneruskan kata,”Mas, maafkan aku! Aku tidak tahu bagaimana caranya bersyukur kepada Allah karena telah menganugerahkan dirimu dalam hidupku.”kataku dalam insakkan yang semakin menjadi.

Mendengar ucapanku, Reihan sungguh tidak mampu menahan gejolak rasa bahagianya. Begitu erat, bahkan sangat erat dia memelukku. Kami adalah dua orang tidak saling mengenal sebelumnya, tidak saling mencintai, namun ketika ijab qobul itu menggema, maka Allah perkenalkan kami dan menghadirkan rasa cinta di hati kami. Tak perlu meragukan atas setiap takdir yang telah dijanjikan Allah, termasuk soal jodoh. Tidak perlu terlalu larut dalam harapan dan memberikan harapan dalam waktu yang sejatinya masih terhijab untuk diri kita. Cukup serahkan kepada Allah segala hidup dan cinta kita tanpa mengumbarnya dengan terang. Sungguh Allah telah mengaturnya dengan sebaik-baiknya, tanpa cacat. Hanya perlu sabar, tawakal dalam setiap usaha yang benar. Maka disanalah janji Allah akan sempurna terwujud menjadi nyata. Sebagaimana kesempurnaan cinta kami berdua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun