Mohon tunggu...
Tria Mustika Tresna
Tria Mustika Tresna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku hanya muslimah yang tengah berjuang menjadi hamba Allah yang baik dan benar!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesempurnaan Cinta

6 Maret 2013   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:14 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Reihan balik memandangku dengan hangat, lantas dia mengusap kepalaku dan berkata dengan penuh keyakinan.

“Akan aku akan jawab setelah kita duduk di dalam mobil, sayang!”katanya seketika melumat segala gejolak di hatiku.

Dengan tangan yang tidak terlalu berotot namun cukup kekar itu, Reihan mengangkatku dengan penuh kasih sayang. Kesabarannya seolah menjadi telaga tanpa banding yang mampu menghapus kegersangan hatiku walaupun dengan perlahan. Setelah beberap saat memasukan kursi rodaku ke bagasi mobil, dirinya segera duduk di kursi kemudi. Kemeja hitam yang dipakai dengan celana kain berwarna senada, terlihat sangat rapi walaupun dengan tangan tergulung. Mengesankan bahwa laki-laki yang duduk di kemudi mobil ini adalah seorang pekerja keras.

Reihan membalikkan badannya hingga kini posisi kami berhadapan. Kedua tanganku diraihnya dan digenggamnya dengan begitu erat. Begitulah caranya untuk menjebol benteng keraguanku.

“Keyla sayang! Kesempurnaan cinta itu sederhana. Ketika kau mulai tersentuh olehnya, lebih banyaklah menerima daripada menuntut. Karena menurutku lebih banyak menuntut itu justru akan lebih banyak merusak kesepurnaanya. Allah telah mengatur sertiap belahan jiwa itu sesuai dengan diri kita saat memasuki takdirnya. Ibaratkan sebuah pazel, jika bukan pasangannya tentu takan pernah menyatu sekalipun cinta telah terumbar dalam waktu panjang sebelum Allah menetapkan takdirnya. Begitu juga dengan cintaku, semuanya telah diatur Key. Kamu tahu, setiap siang dan malam doa yang senantiasa kupanjatkan hanyalah satu, siapapun jodohku kelak, semoga menjadi jodohku di dunia dan akhirat hingga ke surga-Nya kelak. Aku tidak pernah menuntun suatu kesempurnaan khususnya darimu, bukan? Kau tahu Keyla sayang, kita kadang sering tidak sadar bahwa, sesungguhnya Allah telah memberikan itu pada setiap laki-laki yang diberi amanah menjalankan biduk rumah tangga. Pertama dimulai dengan kesempurnaan agamanya, selanjutnya hatinya, rezekinya, hidupnya apalagi ketika dari dalam Rahim istrinya dianugerahi seorang anak, maka kesempurnaan itu sesungguh benar-benar tanpa batas dalam anugerah Allah untuk setiap laki-laki dan wanita. Jadi jangan ragukan cintaku untukmu. Sungguh karena Allah aku mencintaimu.”kata Reihan yang mulai berurai air mata.

“Termasuk kecacatanku ini?”kataku dengan suara parau yang dipaksakan untuk keluar dalam tangisku.

“Tentu saja! Semua yang ada dalam dirimu akan aku cintai karena Allah! Aku tidak peduli dengan kecatatan fisikmu, karena aku telah menemukan kesempurnaan iman dan cintamu. Kau jaga kesucian hatimu hingga waktu yang telah ditakdikan oleh Allah untuk kita. Itu sudah lebih dari cukup untukku.”kata Reihan sambil menempelkan tanganku tepat di dadanya.

Tangisku semakin tidak mampu aku bendung lagi. Antara haru dan bahagia, semuanya meluap-luap dengan sinkron. Menjalin persahabatan rasa yang kemudian membuat suatu kekokohan tersendiri.

“Maaf…maaf.. aku sungguh telah meragukan cinta tulusmu itu Reihan!”kataku tak sanggup lagi untuk tidak berhamuran kedalam pelukannya.

“Semoga Allah selalu menjagamu sayang. Membasuh luka di hatimu dengan bahagia. Melebur keraguanmu dengan cahaya iman dan memendamkanmu dalam kesejukan cinta karena-Nya. Amiin.”katanya dengan lembut mengusap pungungku.

Mobil sedan berwarna hitam yang kami naiki kini mulai meluncut menembus jalanan Asia-Afrika menuju Braga yang penuh sejarah. Kemacetan mulai tidak terkendali setelah kami memasuki jalanana Dago Pakar yang padat merayap menuju Tamansari hingga berujung di Perumahan Pondok Hijau di belakang Universitas Pendidikan Indonesia. Disanalah dulu Reihan tinggal sendiri, hingga aku kini ikut mengisi lembaran hidupnya di rumah itu. Rumah megah yang ditonjolkan pada aksen meinimalis menjadikan rumah kami mirip dengan rumah-rumah bergaya Korea yang penuh dengan warna soft.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun