Disisi lain Hukuman fisik juga dapat menyebabkan hubungan anak dan orang tua menjadi renggang bahkan rusak. Â Karena saat anak menerima hukuman fsik atau teriakan dari orang tua, anak tersebut akan langsung berubah menjadi takut dan khawatir. pada umumnya, anak-anak pasti akan cenderung berbuat kesalahan, namun jika setiap anak berbuat salah dan mendapatkan hukuman fisik terus meners, maka akan membuat anak berubah menjadi anak yang keras kepala.
2. Memicu penyakit mental
Anak-anak yang kerap kali mendapatkan hukuman fisik lebih mungkin mengalami gangguan mental. Â Hukuman fisik yang keras akan melukai mental anak, mempengaruhi mood anak , dan menyebabkan gangguan kecemasan. pada dasrnya hukuman fisik kerap kali melukai mental anak, sehingga anak-anak tumbuh dengan penyakit mental yang menyebabkan kebanyak orang akan mengalami depresi, penyalahgunaan narkoba , ingin bunuh diri dan lain-lain.Â
Anak yang sering diperlakukan dengan kekerasan di dalam keluarga akan menyebabkan seorang anak kehilangan keharmonisan hubungannya dengan orang tua. Hal ini membuat anak memiliki penyakit mental yang egois, keras kepala bahkan cenderung menutup diri dari keluarga.Â
3. Mendorong siklus kekerasan
Hukuman fisik pada anak-anak seperti memukul, menyubit, menjewer dan lain-lain, akan menyebabkan siklus kekerasan. Karena anak-anak akan merekam perilaku orang tuanya, sehingga ketika seorang anak di luar lingkungan kelurga akan mempraktekan apa yang orang tuanya lakukan. sehingga muncul kasus bullying terhadap teman sebayanya, bukan hanya itu saaja, bahkan yang lebih parah lagi adalah menyelesaikan suatu permasalahan dengan cara berantem dan adu fisik.
Mendisiplinkan anak tidak harus dengan hukuman fisik atau teriakan kepada anak. inilah beberapa cara mendisiplinkan anak ketika anak melanggar aturan disiplin.
1. Ambil hak istimewa tertentu
Ketika anak-anak membuat kesalahan, maka bisa menghukumnya dengan mengambil hak istimewa tertentu, seperti tidak boleh bermain game dan menonton televisi selama 24 jam. Â Anak-anak pasti tidak akan pernah tahan dengan hukuman sepeti ini.
2. Terapkan pendekatan
ketika anak melakukan kesalahan, lakukanlah teguran secara halus pada anak melalui pendekatan kepada anak. hal ini akan membuat anak menyadari kesalahannya tanpa harus hukuman fisik atau teriakan. beri dia contoh yang baik untuk tidak melakukan kesalahan itu lagi.