Dengan mengetahui minat dan kemampuan siswa, guru dapat menyesuaikan instruksi (pembelajaran diferensiasi) untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi mereka. Ini tidak hanya meningkatkan partisipasi, tetapi juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kemandirian selama proses pembelajaran. Penilaian rutin (asesmen formatif) juga memungkinkan guru menemukan area di mana siswa mungkin memerlukan dukungan atau pengayaan tambahan.Â
Hal ini memungkinkan mereka memberikan intervensi yang ditargetkan dan pengalaman belajar yang dipersonalisasi. Metode ini menjamin bahwa siswa menerima sumber daya dan bimbingan yang mereka butuhkan untuk memaksimalkan potensi mereka.Â
Selain itu, mengakui dan menghargai bakat dan perspektif yang beragam dari setiap siswa meningkatkan rasa inklusif. Selanjutnya, pendidikan yang berpusat pada siswa menekankan betapa pentingnya bagi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan bekerja sama satu sama lain. Dengan memasukkan proyek kelompok, diskusi, dan kegiatan langsung ke dalam kurikulum, guru mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mereka. Ini tidak hanya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan pemikiran kritis, tetapi juga mendorong perkembangan sosial-emosional dengan meningkatkan empati.
Siswa memiliki kontrol lebih besar atas pelajaran mereka dengan rencana pembelajaran yang fleksibel dan personal. Kurikulum yang disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar. Selain itu, pendekatan ini mengakui bahwa setiap siswa belajar dengan kecepatan dan cara yang unik.Â
Pendidik dapat membantu siswa mencapai kesuksesan akademik dan mencapai potensi penuh mereka dengan menyediakan rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Siswa juga didorong untuk menetapkan tujuan, melacak kemajuan mereka, dan merasa memiliki pendidikan mereka dengan metode ini, yang mendorong refleksi diri dan pembelajaran mandiri. Secara keseluruhan, membuat rencana pembelajaran yang personal dan fleksibel memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mereka.
Menggabungkan metode dan teknologi pembelajaran aktif di kelas meningkatkan keterlibatan dan partisipasi siswa. Hal ini terjadi karena latihan interaktif, diskusi kelompok, dan kegiatan langsung mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran.Â
Selain itu, penggabungan unsur teknologi ke dalam kelas memungkinkan pengalaman belajar yang lebih dinamis. Untuk mempelajari konsep dengan cara yang lebih menarik dan imersif, siswa dapat memanfaatkan aplikasi pendidikan, sumber daya online, dan presentasi multimedia. Ini tidak hanya membuat belajar lebih menyenangkan, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk era digital dengan memberi mereka keterampilan teknologi penting.Â
Selain itu, metode pembelajaran dan teknologi aktif mendorong siswa untuk bekerja sama dalam proyek dan berbagi ide melalui platform digital. Metode kerja tim ini meningkatkan kerja tim, kemampuan berkomunikasi, dan rasa kebersamaan di kelas. Secara keseluruhan, menggabungkan metode dan teknologi pembelajaran aktif di kelas menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ini memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran mereka dan bertanggung jawab atas apa yang mereka pelajari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H