Mohon tunggu...
Tri Maryono
Tri Maryono Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Fakultas Ekonomi Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melestarikan dan Melindungi Reog Ponorogo

31 Juli 2019   16:00 Diperbarui: 30 Juni 2021   01:46 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seniman yang memainkan reog dinilai tidak bertambah. Pembarong juga diperkirakan tidak sampai 40 orang. Kebijakan setiap desa untuk menggelar tari reog ini untuk meningkatkan semangat dalam upaya pelestarian seni reog di Ponorogo yang menjadi tempat kelahiran seni tradisional ini. Kebijakan Ipong untuk menggelar tari reog sudah di mulai pada tanggal 11 juli 2019 kemarin.

Acara pagelaran reog secara serentak dan bisa rutin diadakan ini dapat melestarikan budaya agar anak cucu secepat mungkin mengenali budaya reog asli Ponorogo ini. Kegiatan reog serentak ini di pantau oleh pemerintah, bila dari 307 desa dan kelurahan masih ada yang tidak menyelenggarakan akan di evaluasi dan di ari akar masalahnya. 

Jika permasalahannya kesulitan tidak ada pemain, maka akan ada pelatihan untuk mendidik pemain di desa tersebut. Sehingga nantinya akan muncul langkah langkah untuk memunculkan jathil, pembarong, penyompret dan lainnya.

Baca juga : Budaya Kesenian Reog Ponorogo di Lumajang

Dengan adanya pelatihan muda mudi ponorogo bisa berlatih memainkan budaya tari reog agar budaya tersebut tidak hanya di mainkan oleh orang orang tua saja. 

Peran pemuda sangat penting sebagai penggerak budaya, di era seperti ini sebagai pemuda yang paham globalisasi dapat memilah dan memanfaatkan arus globalisasi untuk membuat budaya kita ini lebih di kenal oleh orang orang dalam negeri maupun mancanegara.

Penulis : Tri Maryono (Universitas Muhammadiyah Ponorogo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun