Mohon tunggu...
Tri SetionoNugroho
Tri SetionoNugroho Mohon Tunggu... Sales - PT. Global Jaya Medika

Penikmat Sepakbola, Bulu tangkis, Artikel Kesehatan dan gosip artis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Adakah Sekarang Wasit Sepakbola seperti Pierluigi Collina?

30 Agustus 2023   23:07 Diperbarui: 30 Agustus 2023   23:16 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pierluigi Collina(ph.FAB/Shutterstock.com via Kompas.com)

Apa yang terbayang saat saya menuliskan satu nama, Pierluigi Collina?  Wasit, plontos, tegas, adil dan ditakuti hampir semua pemain bola.

Penggemar sepakbola, terutama penggemar serie A Italia pasti kenal sosok Pierluigi Collina. Collina terpilih sebagai wasit terbaik dunia versi IFFHS 6 tahun berturut turut, 1998 hingga 2003.

Puncak kariernya, saat memimpin final piala dunia 2002 antara Brazil vs Jerman. Tapi momen terhebat dari Pierluigi Collina adalah 2 menit terakhir saat Manchester United (MU) berhadapan dengan Bayern  Muenchen di Camp Nou Mei 1999.

Pada saat itu dia seperti melihat wajah asli dari sepakbola, kematian dan kehidupan di satu stadion.

Final Liga Champions 1999 antara MU dan Muenchen tidak akan pernah terlupakan. Saya melihat langsung final itu live di TV nasional dan menjadi salah satu pendukung Manchester United.

Muenchen memimpin lebih dahulu lewat gol Mario Basler dimenit-menit awal pertandingan dan mempertahankan keunggulan sepanjang 90 menit.

Di Bangku cadangan, pemain Muenchen, termasuk sang legenda Lothar Mathaeus sudah bersiap siap merayakan gelar, sebelum akhirnya dua sepak pojok dari David Beckham membantu Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solkjaer mematahkan hati seluruh pemain Muenchen dan pendukungnya.

Saya  melihat, Samuel Kuffour sampai menangis tersedu sedu, sesaat setelah Collina meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan dan fotonya saat menangis menghiasi berbagai media keesokan harinya.

Pierluigi Collina memimpin dengan baik pertandingan itu. Memimpin dengan adil. Kalah dalam pertandingan yang adil tentu bisa diterima dengan legowo oleh semua pihak.

Hanya saja bagi sepakbola Jerman, baik itu di klub maupun timnas Jerman, seperti sebuah kesialan jika dipimpin oleh Pierluigi Collina.

Klub Jerman, Bayern Muenchen kalah di final liga Champions 1999, tim nasional Jerman pernah kemasukan 5 gol dari Inggris, kemudian kalah lagi di final piala dunia dari Brazil, semua saat Collina memimpin pertandingan.

***

Akhir pekan lalu kita menyaksikan final AFF U 23 antara Indonesia vs Vietnam. Pertandingan yang menarik, hanya saja wasit dan hakim garis seperti tidak melihat saat Nguyen Hong Phuc menyikut wajah Halkal Al Hafiz dengan keras.  Berkali-kali kita juga melihat peragaan permainan kasar dari team Vietnam.

Media-media Malaysia menyoroti sikutan itu seperti kelakuan Doan Van Hau (pemain senior Vietnam) . Paling kita ingat tentu tekel Doan Van Hau yang membuat Evan Dimas Darmono terpaksa menepi di final sea games 2019.  Sepertinya Doan Van Hao dan timnas Vietnam menjadi musuh bersama suporter Malaysia dan Indonesia.

Beberapa peristiwa yang tidak terpantau wasit di gelaran AFF U 23 seharusnya membuat wasit dan asisten wasit berlisensi FIFA asal Indonesia untuk terus belajar dan berbenah agar kepemimpinan nya tidak merugikan tim yang bertanding.  

Ajang liga 1, kompetisi sepakbola level tertinggi di Indonesia bisa dijadikan sarana untuk terus mengupgrade kemampuan. Jika harus belajar menjadi wasit yang baik, lihatlah Pierluigi Collina, meski tanpa dibantu VAR (Video Assistant Referee) jarang terlihat kesalahannya saat memimpin pertandingan.

Wasit yang baik juga bisa memberi rasa aman kepada dua  tim yang sedang bertanding karena tahu apapun kejadian di lapangan kedua tim akan mendapatkan keputusan terbaik dari wasit yang memimpin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun