Mohon tunggu...
Risna Solichah
Risna Solichah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bisa Dibilang Resensi Buku IGen

28 Oktober 2015   10:52 Diperbarui: 28 Oktober 2015   10:52 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

SINOPSIS :

 

Bagi kalangan remaja gaul itu seperti keharusan bagi mereka belum keren kalau belum dibilang gaul. Tapi sayang makin kesini kata gaul itu mengalami pergeseran makna. Baru dibilang gaul kalau pakaiannya fashionable, suka nongkrong malam di kafe, ngerokok dibilang gaul. Apalagi dengan zaman media social sekarang ini, makin eksis dan makin banyak followersnya dibilang gaul. Padahal kata gaul sejatinya jauuh dari itu. Nah dalam buku ini dijelasin deh gaul yang baik itu seperti apa. Salah satunya membahas pacaran. Dijaman sekarang ini siapa yang nggak kenal pacaran? Pasti hampIr semua remaja tau yang namanya pacaran. Salah satu alasan kenapa mereka butuh pacaran adalah supaya ada tempat curhat. Kenapa curhat harus sama pacar? Nah, selain sama pacar kan bisa curhat sama sahabat, orang tua dan jangan lupa kita juga punya Allah SWT. Ada juga motivasi tentang orang-orang yang sukses ketika usia muda. Tentang pacaran yang sehat dan islami, itu Cuma mitos. Nggak ada yang namanya pacaran sehat dan islami. Kenapa? Karena pacaran sama saja dengan mendekati zina. Di dalam islam mendekati zina sudah jelas-jelas dilarang. supaya cinta tidak merugikan ada beberapa tips mencintai. Diantaranya adalah mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Selain pacaran, remaja sekarang juga nggak asing dengan kata nongkrong. Biasanya sih kalau nongkrong ya Cuma bahas tentang fashion, lagu terbaru, temen sekelas lah, gebetan lah dan apapun itu selama ngomong masih digratiskan. Di dalam buku ini ada beberapa saran agar nongkrong menjadi lebih bermanfaat bagi diri sendiri ataupun orang lain. Sewaktu nongkrong pasti banyak yang lupa waktu hingga mereka pulang tengah malam sedangkan akhir-akhir ini banyak kejadian pembegalan. Dari pada pulang malam yang jelas banyak ruginya kenapa nggak pulang lebih awal saja. Selain lebih aman, kita juga lebih hemat, waktunya juga bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih positif.

Bullying, supaya mendapat predikat gaul banyak remaja yang melakukan bullying paling banyak dari senior ke juniornya. Sekalipun banyak korban bullying yang akhirnya pada stress, minder dan yang lain-lain, ternyata banyak juga korban bullying yang sukses dimasa depannya. Jadi buat yang suka nge-bully, siap-siap saja besok bakal melihat korban kalian sukses didepan kalian. Dan untuk kalian korban bullying, jangan patah semangat, jadikan bully-an itu sebagai pemacu semangat kalian.

Di dalam buku ini dibahas juga pandangan remaja yang menganggap bahwa merokok itu adalah hal yang gaul. Katanya kalau tidak bisa merokok itu sama dengan banci. Padahal ya, kalau dilihat di taman lawang sana banyak juga banci yang merokok. Jadi buat kalian yang gak suka merokok dan apabila suatu saat nanti kalian dibilang banci Karena nggak berani merokok bilang saja “gue bukan banci, makanya gue nggak ngerokok!”. Dipaparkan juga informasi bahaya kandungan rokok, apapun jenis rokok udah pasti itu berbahaya.

Anak gaul, belum dibilang gaul kalau belum fashionable, gonta-ganti aksesoris tiap hari. Body dibikin cantik, hidung di mancung-mancungin,pakai behel, pakai bedak setebel tembok. Padahal muslimah itu simple. Bedaknya adalah air wudhu, perona matanya adalah rasa syukur, lipstiknya adalah kejujuran dan untaian kata penuh hikmah, penghias rambutnya adalah jilbab yang menjulur sampai dadanya. Bukannya yang berpakaian tapi telanjang tetapi haruslah yang menutup aurat. Kenapa mereka susah payah menjadi fashionable? Supaya eksis?. Daripada eksis di dunia, mending eksis di langit saja!. Walaupun di dunia ini tidak banyak yang mengenal kita bahkan semua tidak perduli dengan kita, yang penting kita terkenal di langit.

Setiap orang pasti mempunyai idolanya masing-masing. Mengidolakan seseorang sah-sah saja dengan syarat dia akan membawa kebaikan kepada diri kita. Cari idola yang mencontohkan hal yang baik pada diri kita. Karena pada dasarnya penggemar akan mengikuti idolanya sedikit demi sedikit. Ada beberapa tips memilih idola. Antara lain adalah memilih idola yang ketika melihatnya mengingatkan kita pada surga, yang rajin ibadah sunnahnya, dan terjaga akhlaqnya.

Anak jaman sekarang pasti pada punya yang namanya media social. Yang biasanya menjadi tolak ukur seberapa eksis dan gaul kalian. Nggak ada salahnya menjadi eksis di media social. Tetapi akan lebih baik jika kita memanfaatkan media itu untuk menyebarkan kebaikan. Karena kebaikan akan berbuntut kebaikan dan kejahatan pun akan berbuntut kejahatan. Dengan gadget yang semakin canggih kita bisa dong menjadi creator kebaikan nggak Cuma jadi follower terus.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun