Mohon tunggu...
Eatravelov3
Eatravelov3 Mohon Tunggu... -

enthusiast Traveler | passionate Foodie | sometime Writer & Photographer | Check out my newest food travel gallery on Instagram @eatravelov3, a follow wont hurt ;) . eatravelov3@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Catatan si Pendaki Pemula Menyambangi Gunung Prau, Dieng.

28 Desember 2016   16:55 Diperbarui: 12 Januari 2017   21:18 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
Kami turun gunung setelah sarapan dan beberes tenda. Perjalanan turun gunung tak kalah pe-ernya. Dengkul dan paha bawah lagi-lagi kecapean (makanya sebelum naik gunung, penting banget untuk latihan otot ya, guys!) entah kenapa kalo turun gunung malah lebih berat ya backpack-nya? Padahal isinya kan sama aja. Alhasil banyak berhentinya karna dengkul yang manja dan mulai pusing, ditambah lagi kalo turun lebih keliatan curam ketimbang mendaki.

Kalo udah gitu, motivasinya adalah warung. Kenapa? Karna di sana ada semangka, hahahah! Manis, krenyes dan muraaaah. Sendiri bisa makan 5 slices, enak banget di tenggorokan adem. Tiap warung disambangi buat jajan semangka. Akhirnya sampai juga di batas pendakian. Senangnyaaaaaaa!

Loh, ternyata ada tukang ojek loh. Lumayan kan sampe tempat peristirahatan Cuma bayar 10 ribu. Jadi lah saya langsung nangkring di ojek karna kaki udah terlalu manja untuk melangkah sambil memanggul carrier Consina saya tercinta. Rasanya lega banget tiba di pondok dan langsung lepas sepatu dan berbaring. Just cant describe it better. Bersyukur berhasil kembali dalam keadaan baik–baik aja.

Menjelang sore kami ke lokasi selanjutnya; Danau sulfur dan kemping di Sikunir. Di Sikunir saya jatuh sakit karna kurang tidur. Badan sedikit meriang lalu kepala rombongan trip kami membelikan saya minuman larutan yang ternyata pengaruh membuat saya lebih baik keesokan harinya. Namun saya tidak bisa ikut ke puncak Sikunir, daripada merepotkan yang lain. Lebih baik saya tetap istirahat.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
koleksi pribadi
Syukurlah saya sudah kembali pulih. Perjalanan masih lanjut ke wisata candi dan kami juga mampir untuk wisata kuliner mencicipi jajanan khas Dieng, Mie Ongklok. Apparently the noodle tasted delicious! Mienya seperti soto mie hanya saja kuahnya bertekstur kental. Ada satenya juga dan oh-my-god, enak bangetsss! Happy tummy lah pokoknya. Kalo ke Dieng wajib coba ya, guys.

Top of all, I’m so grateful for the experience and looking forward for another more.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun