Terdapat Narasumber dengan konsep Pentahelix diantaranya ada:
- Runi Sikah Seisabila, M.Krim selaku Academic Sektor,Â
- Yogi Tujuliarto selaku Head of Social, Environment & Climate Desk of CNN Indonesia,Â
- Nurul Habib selaku climate ambassador & GYCN Y2Y Bank Group 2023,Â
- Diemas Sukma Hakwis selaku Secretary Of Indonesia Geopark Youth Forum & Indonesia Party Cardes, danÂ
- Alryan M. Irawan S.T., Selaku CPRM Amerta Waste Solution & Founder OASE Mercu Buana.
Talkshow tersebut menciptakan dialog interaktif antara para pembicara dan audiens. "Saya sangat excited dapat menjadi narasumber disini, karena ternyata banyak pemuda-pemuda yang sangat semangat dalam memberdayakan isu-isu lingkungan" ucap Runi Sikah.Â
Setelah sesi talkshow selesai kegiatan dilanjut dengan sesi Deklarasi Pemuda, deklarasi ini mencakup komitmen bersama untuk keberlanjutan dan pelaksanaan program lingkungan oleh para delegasi atau peserta kegiatan. Setiap delegasi wajib membuat program yang berdampak terhadap lingkungan di sekitar rumah nya.
Deklarasi ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan aksi dan komitmen nyata dari para pemuda dalam menjaga lingkungan. Selain itu dengan metode talkshow yang menarik dan sesi deklarasi pemuda membuat para audiens cenderung aktif dalam berdiskusi pada kegiatan ini.Â
"Saya memiliki kesan kegiatan ini sangat bermanfaat, bahwa kita gak bisa hanya sekedar paham, tetapi kita harus melakukan aksi guna memperbaiki kasus lingkungan kita hari ini" Ucap Alex selaku peserta Indonesia Youth Environmental Forum tersebut.
Berikutnya pada rangkaian kegiatan ketiga di tangga 4 Agustus 2024 Trash Ranger Indonesia menggelar nobar film dan diskusi film bernama "Tanah Tabi" bercerita tentang Papua dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, kini tengah menghadapi ancaman serius akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali.Â
Acara ini di awali dengan registrasi peserta yang membawa minyak jelantah, setelahnya penyambutan pembuka acara oleh Eva Nessa selaku Master of Ceremony, sebelum film di mulai terdapat sambutan dari Bang Ben, beliau menyampaikan "Film Tanah Tabi didorong oleh kemarahan dan kebencian terhadap tindakan-tindakan destruktif yang dilakukan oleh oknum-oknum yang ingin menghabisi hutan-hutan Papua."
Dimas Dwi Pangestu sebagai founder menyampaikan "Rangkaian kegiatan ketiga ini Trash Ranger bersama Bang Ben mengajak untuk peduli pada alam dalam sebuah diskusi yang diadakan sebagai bagian dari promosi film, Bang Ben menekankan bahwa "Generasi muda, khususnya Gen Z, sering dianggap individualis. Namun, kenyataannya, banyak dari mereka yang peduli terhadap alam."Â
Setelah penyampaian pembuka dari Bang Ben dan Dimas Dwi Pangestu, dianjutkan pada sesi nonton bareng film "Tanah Tabi," sekitar 85 Menit, seteah selesai mendapat banyak respon positif dari penonton ha ini juga berdampak pada keaktifan saat acara beriktunya yaitu Diskusi Film "Tanah Tabi," berikutnya sesi diskusi ini disampaikan Bang Ben mengenai lokasi film nya di Papua.
Papua dipilih sebagai fokus film ini karena hutan-hutannya yang masih asri dan kaya akan berbagai jenis tumbuhan. Bang Ben ingin menunjukkan bahwa hutan Papua harus dilindungi agar tidak mengalami nasib yang sama seperti hutan-hutan di Kalimantan yang telah banyak dihancurkan oleh perkebunan sawit.