Jakarta, 27 Juli 2024 - Trash Ranger Indonesia menggelar acara Youth Environmental Festival bertepatan dengan 1 tahun nya Trash Ranger Indonesia pada tanggal 22/6/24, Acara tersebut terdapat 3 rangkaian kegiatan, dengan kegiatan yang pertama yaitu webinar berskala internasional dengan tajuk "International Webinar: Youth Enviromental Conference".
Webinar tersebut merupakan salah satu dari beberapa rangkaian kegiatan untuk memperingati 1st Anniversary komunitas peduli lingkungan, yaitu Trash Ranger Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan melalui perangkat Zoom Meeting. Peserta yang hadir di pertemuan tersebut berjumlah lebih dari 400 orang dan beberapa dari mereka aktif bertanya di ruang Zoom.
Webinar di mulai pagi hari dengan didampingi oleh Michelle Rivera selaku Master of Ceremony. Berikutnya ada penyampaian pembuka dari Kak Dimas Dwi Pangestu sebagai Founder Trash Ranger Indonesia, Beliau menyampaikan "Terima kasih kepada panitia, narasumber dan peserta, tanpa kalian acara ini akan tidak berjalan, dan saya mengapresiasi pada keikutsertaan anak muda yang terus peduli pada lingkungan"
Memasuki Acara inti webinar internasional, yaitu penyampaian materi dari ketiga speaker yang tidak kalah menariknya, terdiri dari:
- Indah Putri Sinaga sebagai Program Leader/Partnership Development/LP4Y,Â
- Alya Sabira sebagai Founder of Speaker Out Youth & Young Partner UNICEF, danÂ
- Ifzal Mausul sebagai Dicertor of Event Management Trash Ranger Indonesia.Â
- Alya Salma Salsabila selaku moderator.Â
Pemaparan pertama disampaikan oleh Indah Putri Sinaga dari LP4Y, yang menjelaskan "Sampah merupakan permasalahan penting dan harus ditindaklanjuti dengan segera, baik itu melalui clean up, mengurangi konsumsi produk, hingga daur ulang. Beliau menegaskan bahwa pemberian edukasi sangat bermakna kepada khalayak umum."
Sesi kedua adalah pemaparan materi oleh Alya Sabira dari Speaker Out Youth & Young Partner UNICEF, membahas pentingnya peran  anak muda terhadap perubahan iklim. Beliau perpendapat bahwa "Generasi milenial mempunyai potensi sangat besar sebagai agen perubahan, didukung adanya kekuatan dan kreativitas yang dimiliki oleh mereka."
Ifzal Mausul dari Trash Ranger Indonesia membersamai penyampaian akhir materi. Beliau menyampaikan "Tri Dharma yang ia pelajari saat menempuh perguruan tinggi, terdiri dari pendidikan, pengabdian, dan penelitian. Ketiga prinsip tersebut membuatnya semakin terdorong untuk menjadi salah satu dari sekian orang yang berdampak bagi negeri."
Selanjutnya sesi penutupan dan dokumentasi dilakukan sebelum sesi webinar benar-benar berakhir. Peserta masih mengikuti acara sampai akhir dengan semangat. Harapannya, sesudah webinar usai, para peserta yang hadir lebih peduli lagi mengenai isu lingkungan.
Pada rangakaian kegiatan kedua Trash Ranger Indonesia mengadakan Talkshow, Workshop & Deklarasi dengan tema "1st Youth Environmental Festival to Celebration 1st Anniversary Trash Ranger Indonesia." Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati 1 tahun terbentuknya Trash Ranger Indonesia. (3 Agustus 2024).Â
Acara berlangsung pada pukul 09.00 WIB di Gedung Kemenpora, dengan melaksanakan sesi talkshow yang dibawakan oleh para pemateri dari latar belakangnya yang berbeda. Pada sesi talkshow kegiatan ini mengundang dari berbagai bidang diantaranya dari bidang akademisi, private sektor dan media sektor.
Terdapat Narasumber dengan konsep Pentahelix diantaranya ada:
- Runi Sikah Seisabila, M.Krim selaku Academic Sektor,Â
- Yogi Tujuliarto selaku Head of Social, Environment & Climate Desk of CNN Indonesia,Â
- Nurul Habib selaku climate ambassador & GYCN Y2Y Bank Group 2023,Â
- Diemas Sukma Hakwis selaku Secretary Of Indonesia Geopark Youth Forum & Indonesia Party Cardes, danÂ
- Alryan M. Irawan S.T., Selaku CPRM Amerta Waste Solution & Founder OASE Mercu Buana.
Talkshow tersebut menciptakan dialog interaktif antara para pembicara dan audiens. "Saya sangat excited dapat menjadi narasumber disini, karena ternyata banyak pemuda-pemuda yang sangat semangat dalam memberdayakan isu-isu lingkungan" ucap Runi Sikah.Â
Setelah sesi talkshow selesai kegiatan dilanjut dengan sesi Deklarasi Pemuda, deklarasi ini mencakup komitmen bersama untuk keberlanjutan dan pelaksanaan program lingkungan oleh para delegasi atau peserta kegiatan. Setiap delegasi wajib membuat program yang berdampak terhadap lingkungan di sekitar rumah nya.
Deklarasi ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan aksi dan komitmen nyata dari para pemuda dalam menjaga lingkungan. Selain itu dengan metode talkshow yang menarik dan sesi deklarasi pemuda membuat para audiens cenderung aktif dalam berdiskusi pada kegiatan ini.Â
"Saya memiliki kesan kegiatan ini sangat bermanfaat, bahwa kita gak bisa hanya sekedar paham, tetapi kita harus melakukan aksi guna memperbaiki kasus lingkungan kita hari ini" Ucap Alex selaku peserta Indonesia Youth Environmental Forum tersebut.
Berikutnya pada rangkaian kegiatan ketiga di tangga 4 Agustus 2024 Trash Ranger Indonesia menggelar nobar film dan diskusi film bernama "Tanah Tabi" bercerita tentang Papua dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, kini tengah menghadapi ancaman serius akibat eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali.Â
Acara ini di awali dengan registrasi peserta yang membawa minyak jelantah, setelahnya penyambutan pembuka acara oleh Eva Nessa selaku Master of Ceremony, sebelum film di mulai terdapat sambutan dari Bang Ben, beliau menyampaikan "Film Tanah Tabi didorong oleh kemarahan dan kebencian terhadap tindakan-tindakan destruktif yang dilakukan oleh oknum-oknum yang ingin menghabisi hutan-hutan Papua."
Dimas Dwi Pangestu sebagai founder menyampaikan "Rangkaian kegiatan ketiga ini Trash Ranger bersama Bang Ben mengajak untuk peduli pada alam dalam sebuah diskusi yang diadakan sebagai bagian dari promosi film, Bang Ben menekankan bahwa "Generasi muda, khususnya Gen Z, sering dianggap individualis. Namun, kenyataannya, banyak dari mereka yang peduli terhadap alam."Â
Setelah penyampaian pembuka dari Bang Ben dan Dimas Dwi Pangestu, dianjutkan pada sesi nonton bareng film "Tanah Tabi," sekitar 85 Menit, seteah selesai mendapat banyak respon positif dari penonton ha ini juga berdampak pada keaktifan saat acara beriktunya yaitu Diskusi Film "Tanah Tabi," berikutnya sesi diskusi ini disampaikan Bang Ben mengenai lokasi film nya di Papua.
Papua dipilih sebagai fokus film ini karena hutan-hutannya yang masih asri dan kaya akan berbagai jenis tumbuhan. Bang Ben ingin menunjukkan bahwa hutan Papua harus dilindungi agar tidak mengalami nasib yang sama seperti hutan-hutan di Kalimantan yang telah banyak dihancurkan oleh perkebunan sawit.
Setelahnya berbicara mengenai tantangan pembuatan film, Bang Ben menyampaikan "Pembuatan film Tanah Tabi tidak lepas dari berbagai tantangan, baik secara mental maupun fisik. Bang Ben berbagi cerita tentang sulitnya melihat pohon-pohon yang telah ada selama bertahun-tahun ditebang, serta tantangan fisik seperti tidur di tempat yang tidak memadai dengan banyaknya nyamuk. Namun, dengan niat yang baik dan pesan yang jelas, respon warga lokal selama pembuatan film ini sangat positif.
Selanjutnya oleh Eva Nessa selaku Master of Ceremony kepada para peserta untuk bertanya kepada Bang Ben, Pertanyaan pertama mengarah pada bagaimana pandangan terhadap Kesejahteraan dan Infrastruktur di Papua?, kemudian Bang Ben menjawab bahwa "Selama perjalanan dari Flores ke Jayapura, Bang Ben menyaksikan sendiri bagaimana jalan-jalan di Papua rusak akibat perkebunan sawit.
"Infrastruktur yang dibangun bukan untuk kepentingan masyarakat lokal, melainkan untuk mendukung bisnis besar seperti sawit. Masyarakat Papua lebih membutuhkan pengakuan atas identitas mereka dan infrastruktur yang benar-benar mendukung kesejahteraan mereka." jelasnya. Film ini juga memperkenalkan sistem sasi, sebuah tradisi dalam merawat hutan dan alam Papua. Dalam sistem ini, terdapat musim-musim tertentu di mana masyarakat boleh berburu atau memanfaatkan sumber daya alam, namun di musim lain, aktivitas tersebut harus dihentikan untuk memberi waktu bagi alam untuk pulih." Tambah nya.
Setelah tanya jawab dengan para peserta, Bang Ben di persilahkan sepatah dua kata untuk closing statement, Bang Ben menyampaikan "Dukungan terhadap Pembuatan Film Tanah Tabi didukung oleh berbagai pihak yang peduli terhadap kondisi alam Indonesia, khususnya Papua. Dukungan datang dari warga lokal yang membantu selama proses pembuatan film, serta waktu yang berharga selama lebih dari setahun yang dihabiskan untuk menyelesaikan proyek ini." Ucap Bang Ben.
Selanjutnya masuk sesi penutup oleh Eva Nessa selaku Master of Ceremony hingga berakhirnya acara 1st Youth Environmental Festival to Celebration 1st Anniversary Trash Ranger Indonesia di akhiri dengan dokumentasi bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H