Kaget ! pagi ini baca berita soal Gojek mem-PHK 9% karyawannya.Â
Bayangan saya, Gojek kan mestinya salah satu yang sangat diuntungkan dengan adanya pandemi, karena permintaan pengiriman barang via gosend meningkat, bahkan sekarang juga tarifnya naik terus :)
Ya, at least itulah pengalaman saya selama 3 bulan terakhir, yg mengandalkan layanan gosend buat mayoritas kebutuhan rumah tangga maupun bisnis sosmed saya.
Tapi setelah baca lengkap artikelnya, ternyata Gojek memutuskan menutup layanan Go life dan Gofood festival yang memang saat ini permintaan untuk go massage dan go clean menurun drastis, dan juga event promo rame2 food court yang biasanya banjir promo itu jelas tidak mungkin diadakan lagi gara-gara si covid.Â
Alhasil 430 karyawan harus di PHK.Â
Nah, salah satu perbedaan budaya yang ada di kita dan di negara barat adalah sudah terbiasanya sebuah perusahaan mem-PHK karyawan saat mereka tidak dibutuhkan atau saat perusahaan mengalami goncangan.
Hal ini juga dialami temen saya yang tinggal di Amerika, saat negara bagian tempat tinggalnya harus lock down dan perusahaan ga lagi bisa beroperasi, alhasil ya beberapa karyawan langsung di PHK. Buat para karyawan, hal ini sudah biasa sih.. normal...Â
Intinya, mereka terbiasa akan hal ini. Dan mereka terbiasa juga dibayar sesuai performa hasil kerja mereka.
Kalau di Indonesia?.. beberapa temen pengusaha malah bilang, "lha kita kalo PHK kan kasian mereka,.. nanti mereka hidupnya gimana?"... padahal mereka sendiri omzetnya sudah turun 70-90% alias secara cashflow nya sudah babar belur....
Belajar dari segala perubahan yang sudah terjadi selama 3 bulan terakhir,.. jelas pengusaha harus mengubah strategi bisnis mereka untuk bisa survive. Karyawan pun sudah seharusnya bersiap diri menghadapi segala perubahan dan kebijakan perusahaan.
Pertanyaannya, Sudah Siapkah Anda terhadap Perubahan ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H