Mohon tunggu...
Agus B Suwardono
Agus B Suwardono Mohon Tunggu... Sales - Mahasiswa tingkat akhir di Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang

Hobi membaca, menulis, memasak

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Membaca Pilwakot Semarang: Menikmati Perjalanan ke Barat

19 Agustus 2024   10:08 Diperbarui: 19 Agustus 2024   10:09 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai pemimpin ia tak akan tergoda oleh apa dan siapa pun untuk mengkhianati niatan yang sudah direstui oleh kuasa langit. Pat Kai lupa, bahwa ia diutus Dewi Kwan Im untuk menjaga Biksu Tong untuk mendapatkan keringanan kutukan. Go Kong pun alpa bahwa yang mempunyai mantra pengendali atas dirinya adalah Biksu Tong.

Inilah yang mungkin akan terjadi pada perjalanan menuju 27 November 2024, di mana proses pemilihan kepala daerah akan penuh dengan "marabahaya", di mana trik dan intrik akan selalu berkelindan dalam proses yang tak terduga.  

Sebagaimana ungkapan Harold Wilson, mantan perdana mentri Inggris (1974-1976), seminggu adalah waktu yang lama dalam politik. Wilson mengisyaratkan bahwa dalam politik itu serba dinamis dan pragmatis, semua bisa berubah sangat cepat sesuai kepentingan yang berlaku. Tak ada yang mengira Go Kong yang perkasa tergoda oleh iming-iming harta dan tahta, dan Cu Pat Kai oleh wanita.

Di Kota Semarang, yang juga akan melaksanakan Pilkada Serentak 2024, dalam seminggu ini konstelasi Pilwakot Semarang akan banyak mengalami kejadian yang tak terduga. Dari koalisi partai hingga kandidat yang akan berkompetisi. Begitu ramainya godaan dan tantangan Biksu Tong tetap dengan tujuannya yang kuat.

Pun begitu, salah satu calon Wali Kota Semarang yang sejak awal "dijaga" banyak partai politik, Yoyok Sukawi punya prinsip yang kuat untuk mendapatkan "kitab suci" bagi Semarang. Tujuannya menjadikan Semarang sebagai city of wisdom bukanlah hal mudah. Diterpa isu ditinggalkan salah satu partai pendukungnya, merupakan salah satu gambaran tantangan ini.

Diperlukan niat, tekad baja, dan maksud baik untuk menyelesaikan persoalan yang ada, menggandeng seluruh masyarakat untuk sebuah perjalanan panjang bagi Kota Semarang. Dan Yoyok Sukawi sangat bisa berpasangan dengan siapa saja untuk melakukan perjalanan jauh demi mencapai tujuan dan baktinya kepada masyarakat.

Biksu Tong tetap saja berlalu dari murid yang sempat tergoda untuk menghentikan langkah guna menjaganya, sebab ia sangat yakin dengan prinsip dan cita mulia yang diembannya. Ada Go Kong atau tidak, bukanlah persoalan besar. Ada Pat Kai atau tidak, cita-cita tetap diusahakan. Meski dalam cerita Journey to The West, Biksu Tong sama sekali tidak punya kesaktian apa-apa, ia berkeyakinan bahwa hal yang akan dilaluinya sudah ditentukan oleh langit.(wartosae)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun