Mohon tunggu...
Toto Pardamean Sinaga
Toto Pardamean Sinaga Mohon Tunggu... -

Lahir di Tanjung Balai (Asahan)Sumatra Utara.Senang Menulis dan Membaca.Pemerhati Masalah Pendidikan dan Sosial.Mendambakan Pendidikan yang Murah dan Berkualitas Bagi Rakyat Indonesia.\r\nSaat ini Beraktivitas di Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Komunikasi Populer (LP2KP) Medan Sumatra Utara.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Identitas (Jati Diri) Itu Penting

18 Maret 2019   12:11 Diperbarui: 18 Maret 2019   12:29 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Debat Capres/Cawapres membuat miris. Bagaimana tidak,dalam konteks penjaringan calon Nakhoda yang akan melaksanakan Tata Kelola Negara sebesar ini kita menggunakan instrumen impor dari negara koboi (Paman Sam). Pada hal kita punya instrumen (cara) sendiri yakni Bermusyawarah untuk Bermufakat.

Instrument ini bukan sekedar cara tetapi lebih jauh dari itu ia menyangkut tentang kearifan lokal (Budaya) yang bermuara kepada Identitas (Jati Diri) Bangsa dan Negara. Bagaimana kita bisa bercita-cita menjjadi Bangsa dan Negara yang mandiri (Berdaulat) jika dalam hal ini pun kita ragu untuk mengemukakan identitas kita. Patut diingat bahwa karena persoalan ini pulalah kita menjadi tertinggal oleh Bangsa dan Negara lain yang dahulu pernah kita lampaui.

Di sini kita diuji untuk menilai daya tahan kita atas pengaruh ekspansi Budaya luar. Identitas (Jati Diri) adalah inti dari Budaya dan Budaya adalah inti dari Peradaban serta Peradaban adalah inti dari Kemandirian dan Kemandirian inti dari Kedaulatan. Demikian sistematika nilai sosial yang perlu digarisbawahi agar anggapan tentang kesederhanaan masalah ini bisa dihapus dari memori orang-orang yang beranggapan seperti itu.

Calon Nakhoda yang dihasilkan oleh penjaringan yang menggunakan instrument import tadi tentulah diragukan Integritasnya. Debat hanya menjadi semacam Prosedur bukan Proses. Betapa banyak warga negara yang kurang mengerti bagaimana hal semacam ini bisa terjadi padahal UUD 1945 sudah mengamanatkan tentang Tata Cara Pengambilan keputusan menyangkut kehendak seluruh Rakyat Indonesia yakni mengedepankan Azas Musyawarah dan Mufakat.

Sejak kapan dan mengapa Azas itu berubah tak semua rakyat memahaminya (kalau memang nyata berubah). Jati Diri itu penting sebab itu modal dasar yang dapat kita gunakan dalam kerasnya persaingan hidup bangsa-bangsa dan negara-negara sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun