Ba'da Subuh, Imat baru bertemu lagi dengan Amat. Wajah Amat terlihat agak kelam, sepertinya mengandung kesedihan. "Am, tadi sempat sahur, ga?" tegur Imat
"Alhamdulillah. Sahur." jawab Amat pendek.
"Kok kelihatannya sedih. Ada apa?" tanya Imat kepo.
Amat menggelengkan kepalanya. "Ga ada apa-apa."
Imat masih berupaya mencari tahu. "Semalam Tarawih di mana?"
Amat menunduk. "Ga Tarawih," katanya lirih.
"Nah lho. Gimana ceritanya, tuh?" tanya Imat lagi.
Amat akhirnya terpaksa bercerita.Â
Jadi, setelah semalam berselisih dengan Imat, dia pergi ke Masjid Al Mubarok yang dekat dengan kontrakannya. Namun setibanya dia di sana, ternyata masjid sudah penuh. Jamaah meluber sampai ke luar masjid bahkan ada yang sampai menggunakan bahu jalan. Amat merasa tidak nyaman, karenanya dia langsung kembali ke kontrakan.
"Jadi, ente salat Tarawih sendirian di kontrakan?" Imat mencoba meloncat ke kesimpulan.