Mohon tunggu...
Cerpen

Jangan tinggalkan kami

8 Juni 2016   16:57 Diperbarui: 9 Juni 2016   15:18 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tenanglah, akan kubaringkan adikmu ke kamar"

Setelah adiknya dibaringkan dikamar yang telah tenang dari tangisnya mbak itu menemui anak pertamanya yang masih dengan isakan tangisnya. Dengan membawa kalung tasbih dengan bandul salib dan membawa buku merah.

"Duduklah disini, tenangkan pikiranmu "

"Ayo kita ke tempat ibu mbak..aku gak mau duduk disini"

"Sudah dengarkan kata mbak, pejamkan matamu , dan tenangkan hatimu kita berdoa sekarang"

"Berdoa?"

"Iya , berdoa ayo"

*********************************************************************************************************************************

Tak ku hiraukan ajakan bapakku dan aku ingin segera bertemu anakku.

Aku merasakan cahaya mulai masuk di sela-sela mataku semakin jelas dan kulihat seperti bayangan kerumunan orang. Dan kubuka mataku kulihat orang berpakaian putih berkaca mata dengan kalung ditaruh di telingannya.

"Syukurlah ibu sudah sadar"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun