Tak berselang lama setelah perempuan itu sadar diri, datang serombongan orang naik sedan mewah. Empat penumpangnya turun dalam waktu hampir bersamaan. Ada dua lelaki dan dua perempuan. Lelaki bertubuh tinggi besar dan berkumis tebal seperti tokoh pak Raden dalam cerita boneka si Unyil mendekati polisi. Entah apa yang sedang dibicarakan.Â
Pak Kadus lalu membawa perempuan dan keluarganya ke satu rumah warga terdekat. Sesepuh lingkungan itu bercerita tentang tanah lapang/ pekarangan di dekat kuburan tua itu sering menjadi tempat orang-orang yang tersesat jalan (keselong).Â
Ada cerita yang mirip legenda bawa tanah itu ada penunggunya. Yaitu seekor ular piton besar yang di atas kepalanya nampak seperti bermahkota. Ular berjuluk Ki Braja Sawerabumi memang lebih sering menyesatkan jalan perempuan.Â
(Konon, Ki Braja adalah prajurit Mataram yang terluka dalam peperangan di Batavia. Pada perjalanan pulang, sampai di tanah pekarangan itu, ia jatuh pingsan.Â
Seekor ular piton betina yang sedang kelaparan mau memangsa prajurit itu. Setelah ditelan, ternyata di dalam perut ular Ki Braja siuman dan berusaha keluar dari perut binatang melata itu dengan ajian yang justru membuat tubuhnya menyangkut di mulut ular.
Entah bagaimana ceritanya, Ki Braja tak dapat melepaskan diri dan tiba-tiba dua tubuh yang berbeda asal menyatu. Jadilah ular piton bermahkota yang suka makan telur ayam kampung yang banyak berkeliaran di tanah itu).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H