Mohon tunggu...
dabPigol
dabPigol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nama Panggilan

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Japak | Keselong

10 Februari 2019   19:28 Diperbarui: 11 Februari 2019   06:21 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Wonten tandang punapa pak? Kula kok dipun rubung tiyang kathah makaten..? , wong wadon mau takon meng Pak Kadus.

" Panjenengan keselong mbak", jawabane sesepuh lingkungan kono.

"Maksudipun...?". Pak Kadus cerita malur-malur. 

Ora let suwe, teka rombongan wong nganggo sedan apik. Wong papat mudhun meh barengan. Lanang loro wadon loro. Sing lanang dhuwur kumisan kaya Pak Raden, nyedheki pak polisi. Embuh apa sing diomongna. 

Pak Kadus ngejak wong wadon mau kambi keluargane meng salah sijine umah warga kono. Sesepuh lingkungan kuwe cerita nek pekarangan mau sering nyelongna wong. Jerene, lemah mau ana sing nunggu. Wujude ula Sawa ning ana mahkotane. Jenenge Ki Braja Sawerabumi. Pancen seneng nyelongna wong wadon.

(Perempuan tadi didudukkan pada satu gundukan tanah. Dijaga Hansip dan Polisi. Pak Kadus meletakkan telur pemberian Sarmin mengitari tubuh perempuan itu. Kasepuhan nampak tengah berkomat-kamit, merapalkan sesuatu yang tak kutahu. Sesaat kemudian sebutir telur ditempelkan di jidat perempuan itu.

" Sedang diapakan saya pak, banyak sekali orang berkumpul memperhatikan ke arah saya?", perempuan itu bertanya kepada pak Kadus.

"Anda keselong mbak", jawab tokoh spiritual lingkungan itu.

" Maksudnya apa?", 

Pak Kadus lalu bercerita panjang lebar. (Keselong itu seperti disesatkan jalan pikirannya. Masih dapat berkomunikasi, menjawab pertanyaan tapi membingungkan. Secara fisik tidak nampak berbeda dari orang biasa. Gejalanya seperti kebingungan mencari jalan atau duduk terdiam di tempat yang tidak semestinya. Seperti orang bersembunyi di antara semak-semak atau rumpun bambu. 

Perempuan adalah korban terbanyak kejadian itu. Jika telah siuman, korban merasakan seluruh tubuhnya lemas. Beda dari orang yang kerasukan pasti hilang kesadaran).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun