Menguasai teknik tanpa pemahaman cukup atas filosofi atau keutamaan yang mendasarinya seperti anak ayam kehilangan induk. Tanpa pegangan atau teladan dan salah asuhan.
Mengandalkan kekuatan tanpa kasih sayang adalah wujud nyata kezaliman. Khususnya kepada diri sendiri dan tentunya kepada orang lain. Sementara itu, berpedoman pada kasih sayang semata tanpa disertai kekuatan diri juga akan menjadi suatu titik lemah ketika harus berhadapan dengan realita kehidupan yang begitu kompleks.
Jaman memang telah dan akan terus berubah. Seperti kata pepatah, manusia mati meninggalkan nama. Nama seperti apakah yang akan kita tinggalkan ? Yang baik atau sebaliknya? Semua kembali kepada diri sendiri.
Catatan khusus:
Tulisan ini adalah yang terberat selama menjalani hobi menulis. Berkali-kali dikoreksi, direnungkan kembali. Karena Kempo, sebutan popular Shorinji Kempo di Indonesia, telah memberi warna khusus dalam kehidupan pribadi.
Mohon maaf atas kedangkalan pemahaman saya tentang Kempo, terutama kepada Sensei Indra Kartasasmita yang telah menyalakan kembali api kesadaran saya tentang semua ajaran Shorinji Kempo. Gassho.🙏🙏
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H