Teknologi dapat mendeteksi perubahan kecil dan menunjukkan sumber kebakaran dengan sangat akurat. Kekurangan dari teknologi ini adalah setiap sensor harus ditempatkan satu persatu secara manual.Â
Selain sensor pintar juga dibutuhkan drone buatan bangsa sendiri untuk mitigasi karhutla. Perlu desain nasional drone dengan spesifikasi yang andal. Sangat luasnya wilayah yang berpotensi terjadinya karhutla membutuhkan unit drone dalam jumlah yang banyak.
Fungsi drone untuk pencitraan sangat membantu memantau wilayah dengan peningkatan suhu panas yang tak lazim.Kelebihan drone adalah bisa segera terbang untuk mengumpulkan data. Kekurangannya adalah cakupan wilayahnya yang terbatas, karena drone biasanya mengikuti jalur penerbangan yang sudah diprogram sebelumnya. Selain itu, daya tahan baterainya terbatas.
Untuk memperbaiki sistem mitigasi karhutla juga dibutuhkan sistem pencitraan satelit yang murah. Perlu membuat jenis satelit mikro untuk meningkatnya ketersediaan data satelit beresolusi tinggi.Â
Satelit mikro yang ukurannya sebesar kotak sepatu diorbitkan ke luar angkasa dalam jumlah yang banyak. Satelit itu dapat menyampaikan pencitraan keseluruhan planet dengan frekuensi yang lebih sering dan biaya yang lebih murah dibandingkan satelit konvensional. Pencitraan satelit dapat membantu menganalisa perubahan pada penggunaan lahan dan ruang lingkup hutan, memetakan tingkat kebakaran, atau mencari sumber kebakaran. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H