Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kecelakaan Pesawat Beruntun, Tata Kelola Inspeksi Perlu Diperketat!

8 Januari 2025   12:31 Diperbarui: 9 Januari 2025   12:54 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecelakaan Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan ( Foto : AFP/JUNG YEON-JE via Kompas.com)

Pemakai jasa transportasi udara tersentak karena dalam sehari terjadi tiga kecelakaan pesawat di tiga negara, yaitu Jeju Air di Korea Selatan, Air Canada di Kanada, dan KLM Royal Dutch Airlines di Norwegia. Ketiga insiden tersebut terkait dengan kerusakan sistem pesawat yang sebenarnya harus mendapatkan inspeksi yang ketat.

Kedua pesawat yang disebut pertama mengalami masalah pada roda pendaratan atau landing gear. Sedangkan pesawat KLM bermasalah di sistem hidrolik. 

Rentetan kecelakaan pesawat terbang diatas mesti menjadi perhatian serius di Indonesia. Tidak boleh terjadi keteledoran dalam hal inspeksi pesawat sebelum melakukan penerbangan.

Perlu pengawasan ketat terhadap operasional maskapai, perawatan, inspeksi berkala dan audit terhadap infrastruktur bandara. Ada enigma besar terkait kecelakaan pesawat Jeju Air. Beberapa pihak mempertanyakan kondisi desain bandara yang menempatkan gundukan tanah dan dinding beton di ujung landasan pacu.

Rentetan kecelakaan mencuatkan opini publik pentingnya memperketat tata kelola inspeksi dan sistem perawatan pesawat. Terutama yang telah berusia tua.

Masih hangat kecelakaan pesawat di Indonesia yakni Pesawat SJ 182 Sriwijaya Air jenis Boeing 737-500 yang telah berumur 26,7 tahun. Pesawat ini adalah bekas pakai dari maskapai AS United Airlines dan Continental Airlines.

Ada pihak yang berdalih bahwa umur pesawat yang sudah tua tidak terkait dengan penyebab kecelakaan penerbangan. Semua itu dengan catatan bahwa faktor perawatan dan tata kelola inspeksi telah dijalankan dengan baik. Perawatan dan inspeksi tentu saja membutuhkan biaya yang cukup mahal.

Apalagi sebagian maskapai sedang dililit oleh utang yang semakin menggunung. Kewajiban cicilan utang yang kian berat membuat maskapai terancam pailit. Kondisi maskapai yang mengoperasikan SJ 182 juga mengalami masalah manajemen yang serius.

Selama ini ada masalah sistem perawatan dan inspeksi pesawat yang dioperasikan oleh beberapa maskapai penerbangan. Kondisi itu menimbulkan rekomendasi penghentian sementara operasional pesawat dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Hal itu berdasarkan laporan inspector DGAC.

Dari laporan tersebut diketahui bahwa ketersediaan tools, equipment, minimum spare dan jumlah qualified engineer yang ada di maskapai ternyata tidak sesuai dengan laporan yang tertulis dalam kesepakatan yang dilaporkan kepada Dirjen Perhubungan Udara dan Menteri Perhubungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun