Bagi ayah Presiden Prabowo, yakni Prof Sumitro Joyohadikusumo, gugurnya kedua adik kandungnya dalam pertempuran Lengkong sangat membekas dalam hati sanubarinya. Begawan ekonomi itu menjadikan Serpong sebagai inspirasi dan teladan perjuangan bangsa untuk meraih kemajuan.
Prof Sumitro memiliki gagasan besar mendirikan kawasan ilmu pengetahuan dan teknologi (Puspiptek) di Serpong. Daerah ini selain memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa juga secara geografis sangat strategis posisinya.
Rencana dan gagasan besar Menristek Soemitro Djojohadikoesoemo ( 28 Maret 1973 -- 28 Maret 1978 ) dalam Kabinet Pembangunan yang dipimpin Presiden Suharto. Selanjutnya diteruskan oleh Menristek Prof.BJ Habibie, kawasan Puspiptek kemudian dikembangkan secara progresif. Saat itu BJ Habibie membangun kawasan puspiptek dengan mengambil contoh pusat inovasi teknologi Silicon Valley di Amerika Serikat (AS). Selain menjadi wahana transformasi teknologi dan industri yang berupa bermacam laboratorium dan pusat penelitian, dalam Kawasan Puspiptek yang kini bernama KST BJ Habibie juga terdapat perguruan tinggi, yakni Institut Teknologi Indonesia ( ITI ).
Perguruan tinggi ini didirikan oleh BJ.Habibie bersama para Menteri Kabinet Pembangunan seperti Menteri Perindustrian Hartarto, Menteri Pekerjaan Umum Suyono Sosrodarsono, Menteri Pertanian Hasrul Harahap, dan beberapa direksi BUMN serta didukung oleh organisasi profesi yakni Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam wadah Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia (YPTI).
ITI adalah bagian integral dari Puspiptek, sebagian dosen dan pengurusnya merupakan peneliti di lembaga Iptek yang terkait dengan transformasi teknologi dan industri. Sayang sekali pada saat ini ITI mengalami persoalan non akademis yang cukup serius.
Para alumni dan segenap civitas akademika ITI berharap kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan perhatian kepada ITI agar memiliki status sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) dengan kebijakan khusus. Pentingnya pemerintahan Presiden Prabowo memberikan hibah tanah kepada ITI agar bisa bersaing menjadi perguruan tinggi yang mampu mengendalikan semangat zaman. Demi kemajuan Iptek, tidak ada salahnya jika ITI mendapatkan hibah tanah untuk pengembangan kampus. Seperti halnya hibah tanah kepada kelompok usaha tani. Apalagi penguasaan tanah pada saat ini oleh investor asing amat sangat luas, mestinya ITI sebagai perguruan tinggi yang fokus kepada pengembangan Iptek sangat layak untuk mendapatkan hibah tanah negara seluas puluhan hektar yang ada di sekitar Serpong.
Selama ini hubungan ITI dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) khususnya pengelola KST masih belum ideal. Masih ada kendala dan sekat birokrasi yang merintangi, seperti masalah sewa tanah kampus ITI yang terus menjadi masalah laten. Keniscayaan, ITI dan BRIN sebaiknya menjadi satu bagian yang terintegrasi.
Kawasan Sains dan Teknologi (KST) sendiri diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2017. Peraturan tersebut mulai berlaku pada tanggal 22 November 2017. KST merupakan wahana yang dikelola secara profesional untuk mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan penumbuhan perusahaan pemula berbasis riset.
Peraturan ini dibuat dalam rangka memfasilitasi perkembangan industri, khususnya pelaku usaha skala kecil menengah berbasis inovasi. Sehingga perlu disediakan layanan bagi industri dalam suatu kawasan yang memfasilitasi invensi menjadi inovasi, untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Kawasan Sains dan Teknologi hadir untuk mendukung industri strategis di dalam negeri.
KST BJ Habibie berdiri di atas lahan seluas 460 Hektar. Saat ini terdapat 6 Organisasi Riset (OR), 24 Pusat Riset (PR), serta lebih dari 3.000 sumber daya manusia (SDM) yang beraktivitas di kawasan tersebut. Berlokasi di Jalan Raya Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, kawasan ini terbagi dalam beberapa zona yaitu, Zona Perkantoran, Zona Edukasi, Zona Ruang Terbuka Hijau, Zona Perumahan dan Fasilitas Publik, serta Zona Bisnis Teknologi. KST BJ Habibie dirancang untuk mensinergikan SDM yang terlatih dengan peralatan dan pelayanan yang mendukung riset terlengkap di Indonesia.
Sejumlah fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh pihak internal maupun eksternal seperti Iradiasi Gamma; Technology Business Incubation Center; Lab Fuel Cell, Konservasi, dan Konversi Energi; Lab Karakterisasi Lanjut; Aerodinamika, Aeroelastika, Aeroakustika, Lab Layanan Pengujian Kekuatan Struktur, Bioteknologi, dan Uji Emisi.Â