Kebijakan pertahanan negara tidak dapat ditinjau hanya dari perspektif pertahanan semata, namun dalam pengelolaannya merupakan satu kesatuan konseptual pertahanan dan keamanan yang bulat dan utuh.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengetengahkan visinya menjadikan TNI yang Prima yaitu TNI yang profesional responsif integratif modern dan adaptif dalam rangka membangun industri TNI yang memiliki daya tahan dan daya tempur guna menghadapi serta mengatasi segala bentuk ancaman gangguan dan tantangan yang akan membahayakan integritas bangsa dan negara.
Ada lima misi Panglima TNI, yaitu:
Pertama, memelihara dan memantapkan profesionalisme TNI sebagai alat pertahanan negara.Â
Kedua, meningkatkan kemampuan yang responsif dalam menghadapi perkembangan lingkungan strategis.Â
Ketiga, memantapkan kemampuan TNI yang integratif serta bersinergi dengan kepolisian kementerian dan lembaga dan komponen bangsa lainnya.Â
Keempat, mewujudkan percepatan modernisasi alutsista sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Â
Kelima, mewujudkan TNI yang adaptif terhadap tuntutan tugas dan spektrum ancaman.Era revolusi 4.0 dalam dunia militer ditandai dengan kendaraan tak berawak (unmanned system), Artificial Intelligence (A.I), robotik, dan Big Data.Â
Semua ini mempunyai beberapa dampak sosiologi dalam dunia kemiliteran, yaitu sosiologi manusia-mesin dan munculnya peranan wanita yang lebih besar dalam ranah militer.
Pada era Industri 4.0 visi dan misi TNI mendapat tantangan yang cukup berat karena ekosistem militer ditandai dengan penggunaan mesin-mesin digital membutuhkan kemampuan psikomotorik yang lebih teliti dan detail dalam menjalankannya, dan wanita ternyata menurut beberapa penelitian lebih baik dalam hal ini dibanding pria. Selain itu kemampuan menjalankan komputer, matematika, arsitektur, dan teknik juga semakin diperlukan oleh para prajurit.
Tantangan lain adalah adanya perubahan interaksi dalam dunia militer, yang dulunya sangat berpusat pada interaksi dari sentuhan kulit (face to face) menuju kepada sentuhan layar (screen to screen). Relasi yang terbangun menjadi sebuah relasi virtual yang dijalankan secara otomatis dan robotik. Interaksi bisa terjadi tanpa adanya kontak sosial dan komunikasi.