Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pilkada Jakarta Jangan Menjual Mulut Manis, Tak Mempan bagi Warga

26 September 2024   07:02 Diperbarui: 27 September 2024   07:08 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Postur SDM di Jakarta sangat kompleks, dari jenis profesinya sebesar 3,23 juta orang atau 64,47 persen dari total penduduk ibukota berprofesi sebagai pekerja atau buruh. 

Diikuti berusaha sendiri atau wirausaha sebesar 733,27 ribu orang (14,65 persen), sedangkan segmen yang terkecil adalah pekerja serabutan sebesar 134,5 ribu orang (2,69 persen).

Berdasarkan tingkat pendidikan, yang berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas) adalah yang terbanyak, yaitu 1,23 juta orang (24,68 persen), diikuti dengan pendidikan SMA Umum sebanyak 1,20 juta orang (23,97 persen) dan pendidikan SMA Kejuruan sebanyak 0,96 juta orang (19,17 persen).

Kompleksitas kondisi kependudukan dan masalah teknis perkotaan hanya bisa diatasi dengan gaya manajemen dan kebijakan yang inovatif. Pemimpin ibukota harus bisa meningkatkan kapasitas inovasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Gubernur Jakarta mendatang perlu konsolidasi aset Jakarta, apalagi setelah pemerintah pusat pindah ke IKN. Aset Pemprov Jakarta perlu didayagunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. 

Agar antara program ekonomi kerakyatan bisa sinkron dengan aset yang dimiliki. Perlu membenahi manajemen aset dan mencetak SDM yang menguasai sistem manajemen aset sesuai dengan perkembangan dunia.

Manajemen aset pemerintah daerah adalah persenyawaan dari manajemen, keuangan, ekonomi, teknik, dan praktek-praktek lain yang diterapkan pada aset fisik dan fisik dengan tujuan menyediakan layanan dengan cara yang paling hemat biaya dan memiliki kepastian hukum. 

Aspek tersebut mencakup pengelolaan seluruh siklus atau tahapan aset fisik maupun non fisik yang terdiri dari tahap desain, konstruksi, komisioning, operasi, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi, mengganti hingga dekomisioning atau pembuangan.

Jakarta membutuhkan ahli manajemen aset yang merupakan profesi atau keahlian yang meliputi inventarisasi aset secara modern, legal audit, penilai aset, optimalisasi aset serta pengawasan dan pengendalian. 

Definisi optimalisasi pemanfaatan aset adalah usaha yang harus dilakukan dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang milik Pemprov Jakarta. (TS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun