Pilkada Garut, Menunggu Sang Putri Bangunkan Raksasa yang Tertidur
Kabupaten Garut yang dikenal seluruh dunia sebagai Swiss Van Java diibaratkan sebagai raksasa yang masih tertidur. Potensi dan sumber daya masih belum dibangunkan dengan proses kreativitas dan inovasi yang melibatkan segenap warganya. Sehingga terwujud nilai tambah yang tinggi.
Kondisi alamnya yang subur, pemandangan alam yang indah, disertai dengan seni dan budayanya yang memesona. Ditambah lagi dengan aneka sumber daya alam (SDA) dan lumbung energi terbarukan yang kapasitas dan mutunya uap panas bumi ( Geothermal ) yang luar biasa. Mestinya semua faktor diatas bisa menjadikan masyarakat Garut hidupnya sejahtera.
Namun kenyataan berkata lain, kondisi yang paradoks hingga kini masih lengket di Garut. Seperti terlihat dalam data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa Kabupaten Garut masuk dalam lima besar daerah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Jawa Barat. Besarnya jumlah penduduk dan luasan wilayah Kabupaten Garut semakin dominannya wajah kemiskinan.
Apalagi upah minimum atau UMR pekerja formal Kabupaten Garut tahun 2024 hanya sebesar Rp 2.186.437. Sedangkan pekerja informal yang jumlahnya lebih besar upahnya lebih rendah lagi. Upah urang Garut masih memprihatinkan, bandingkan dengan upah di Kabupaten Karawang yang mencapai Rp 5.257.834, Kabupaten Bekasi Rp 5.219.263, Kabupaten Purwakarta Rp 4.499.768, Kabupaten Subang Rp 3.294.485, Kabupaten Bogor Rp 4.579.54, dan Kabupaten Sukabumi Rp 3.384.491. Balada upah inilah yang sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan warga Garut.
Pilkada 2024 di Jawa Barat, khususnya Pilkada Garut mestinya menyadarkan masyarakat betapa pentingnya memilih pemimpin yang memiliki akal panjang dan berjiwa kreatif dan inovatif dalam memimpin daerah. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut telah menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 2.005 168 pemilih pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Garut tahun 2024, serta untuk Pilgub Jabar. Jumlah pemilih tersebut mengalami penurunan dibandingkan DPT sementara.KPU Garut melaporkan jumlah kecamatan mencapai 42 dengan desa dan kelurahan 442. Total jumlah TPS 4.418 sedangkan jumlah pemilih laki-laki 1.023.858 dan jumlah pemilih perempuan 981.310.
KPU Kabupaten Garut telah menetapkan dua pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati menjadi peserta dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Garut 2024. Dua pasangan calon bupati-wakil bupati itu yakni Helmi Budiman-Yudi Nugraha yang diusung empat partai politik. Selanjutnya pasangan Abdusy Syakur Amin-Luthfianisa Putri Karlina yang diusung 11 partai politik.
Pilkada 2024 bisa dikatakan di persimpangan zaman dan kondisi dunia yang semakin krusial. Terlalu fatal akibatnya jika Pilkada tidak mampu memilih pemimpin baru yang lebih cerdas dan tangkas dalam mengatasi masalah laten di Garut. Kesadaran masyarakat Garut untuk memilih pemimpin kreatif dan inovatif perlu dibangkitkan, Garut butuh pemimpin yang sekaligus mampu menjadi super mentor kewirausahaan dan ketenagakerjaan untuk mengembangkan UMKM dan industri kreatif dengan langkah-langkah yang luar biasa. Kepala daerah mesti mampu menumbuhkan usaha rintisan ( startup ) di kalangan generasi Z dan milenial untuk mengatasi sempitnya lapangan kerja yang layak.
Keniscayaan Garut menunggu Sang Putri yang mampu membangunkan "raksasa" yang tertidur agar bangkit dan bisa berlari mengejar kemajuan dan mewujudkan kesejahteraan. Setiap zaman akan melahirkan pemimpinnya sendiri.
Pilkada Garut kali ini diwarnai oleh sosok milenial yang sangat paham dengan tantangan zamannya. Sosok tersebut baru saja mempromosikan dan mempresentasikan predikat Garut Kota Kreatif. Proses kreatif warga kota kapasitas inovasi daerah merupakan kunci untuk menyelesaikan akar masalah laten di Kabupaten Garut.
Sosok tersebut sudah banyak dikenal oleh masyarakat, utamanya kaum muda. Yaitu Luthfianisa Putri Karlina, Biasa dipanggil Putri atau Upi, selama ini menggeluti industri kreatif dan pariwisata. Juga sangat berbakat sebagai mentor dan sekaligus startup berbasis lokalitas. Putri menyelesaikan studi S1-nya di Pendidikan Dokter Gigi FKG UGM. Meskipun Putri adalah anak pertama dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto, namun sikapnya sangat mandiri dalam karir dan menjalankan usahanya.
Tekad putri adalah ingin bisa membantu, menularkan, dan mengumpulkan orang-orang yang bisa diajak kolaborasi supaya masyarakat Garut ini lebih kreatif. Sehingga tingkat kesejahteraannya pun naik. Yang ada dalam benak Putri adalah bagaimana membangun Garut lebih cepat. Chemistry antara Putri dengan pasangannya Abdusy Syakur Amin sangat siap menantang apa yang menjadi status quo Garut saat ini.
Abdusy Syakur Amin merupakan cucu dari ulama sohor asal Garut, KH Anwar Musaddad, sekaligus anak dari mantan Ketua PBNU dulu, KH Cecep Syarifudin. Syakur adalah akademisi yang saat ini menjabat Rektor Universitas Garut. Pasangan Syakur-Putri ini, diketahui memperoleh dukungan dari 11 partai politik. Kesebelas partai tersebut adalah Golkar, PKB, Gerindra, PDIP, Demokrat, NasDem dan PAN sebagai partai parlemen, serta Partai Ummat, Partai Buruh, Partai Gelora dan PBB dari luar parlemen.
Ada sederet solusi dan segudang ide dan gagasan Sang Putri untuk memajukan Garut. Publik berharap pembangunan kawasan Garut Selatan yang kini terbelakang bisa dilakukan secara massif. Karena memiliki potensi yang luar biasa. Urgensi kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata dan maritim di Garut Selatan yang menekankan pengembangan destinasi laut, ekowisata pantai, dan kuliner berbasis bahan pangan dari laut.
Sungguh ironis, pemerintah kolonialisme Belanda dahulu mampu mengembangkan potensi kawasan selatan Jawa Barat. Salah satu pertanda infrastruktur yang merupakan bukti kejelian kolonial Belanda tersebut adalah pelabuhan di Cilauteureun. Pada saat itu Belanda sudah memproyeksikan potensi perikanan, pertanian, ekowisata dan budaya di wilayah Garut Selatan. Ironisnya, justru pada saat ini potensi pantai Bungbulang, Sayang Heulang, dan Pantai Cilauteureun masih belum direvitalisasi.
Provinsi Jawa Barat dan Pemkab Garut sudah waktunya membangun KEK berupa infrastruktur pelabuhan di sekitar Teluk Cilauteureun. Sehingga bisa dibuat pelabuhan dengan kapasitas sekurang-kurangnya 150.000 DWT. Dengan terbangunnya infrastruktur itu maka kapal-kapal pesiar mewah yang lalu-lalang di Samudera Hindia menuju Pulau Christmas Australia bisa berlabuh di Pelabuhan Cilauteureun untuk menurunkan para wisatawan dunia.
Pemimpin Garut mendatang juga berkewajiban memperbaiki kondisi objek ekowisata yang sekaligus cagar alam dan cagar budaya hutan Sancang di Garut Selatan. Yang sekarang ini dalam kondisi rusak parah. Dahulu, ribuan Banteng Sancang terlihat begitu riang dan bebas berkeliaran di hutan itu. Sekarang satwa itu benar-benar musnah. Ekosistem hutan yang dahulu begitu perawan kini menjadi gersang meradang. Hutan Sancang sebenarnya sarat dengan nilai spiritual dan daya magis. Apalagi tempat itu dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat ngahyang atau sirnanya Prabu Siliwangi. Namun, sekarang ini menjadi kawasan kritis yang sewaktu-waktu bisa mendatangkan bencana ekologis, seperti banjir bandang dan kekeringan ekstrim. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H