Keniscayaan Garut menunggu Sang Putri yang mampu membangunkan "raksasa" yang tertidur agar bangkit dan bisa berlari mengejar kemajuan dan mewujudkan kesejahteraan. Setiap zaman akan melahirkan pemimpinnya sendiri.
Pilkada Garut kali ini diwarnai oleh sosok milenial yang sangat paham dengan tantangan zamannya. Sosok tersebut baru saja mempromosikan dan mempresentasikan predikat Garut Kota Kreatif. Proses kreatif warga kota kapasitas inovasi daerah merupakan kunci untuk menyelesaikan akar masalah laten di Kabupaten Garut.
Sosok tersebut sudah banyak dikenal oleh masyarakat, utamanya kaum muda. Yaitu Luthfianisa Putri Karlina, Biasa dipanggil Putri atau Upi, selama ini menggeluti industri kreatif dan pariwisata. Juga sangat berbakat sebagai mentor dan sekaligus startup berbasis lokalitas. Putri menyelesaikan studi S1-nya di Pendidikan Dokter Gigi FKG UGM. Meskipun Putri adalah anak pertama dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto, namun sikapnya sangat mandiri dalam karir dan menjalankan usahanya.
Tekad putri adalah ingin bisa membantu, menularkan, dan mengumpulkan orang-orang yang bisa diajak kolaborasi supaya masyarakat Garut ini lebih kreatif. Sehingga tingkat kesejahteraannya pun naik. Yang ada dalam benak Putri adalah bagaimana membangun Garut lebih cepat. Chemistry antara Putri dengan pasangannya Abdusy Syakur Amin sangat siap menantang apa yang menjadi status quo Garut saat ini.
Abdusy Syakur Amin merupakan cucu dari ulama sohor asal Garut, KH Anwar Musaddad, sekaligus anak dari mantan Ketua PBNU dulu, KH Cecep Syarifudin. Syakur adalah akademisi yang saat ini menjabat Rektor Universitas Garut. Pasangan Syakur-Putri ini, diketahui memperoleh dukungan dari 11 partai politik. Kesebelas partai tersebut adalah Golkar, PKB, Gerindra, PDIP, Demokrat, NasDem dan PAN sebagai partai parlemen, serta Partai Ummat, Partai Buruh, Partai Gelora dan PBB dari luar parlemen.
Ada sederet solusi dan segudang ide dan gagasan Sang Putri untuk memajukan Garut. Publik berharap pembangunan kawasan Garut Selatan yang kini terbelakang bisa dilakukan secara massif. Karena memiliki potensi yang luar biasa. Urgensi kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata dan maritim di Garut Selatan yang menekankan pengembangan destinasi laut, ekowisata pantai, dan kuliner berbasis bahan pangan dari laut.
Sungguh ironis, pemerintah kolonialisme Belanda dahulu mampu mengembangkan potensi kawasan selatan Jawa Barat. Salah satu pertanda infrastruktur yang merupakan bukti kejelian kolonial Belanda tersebut adalah pelabuhan di Cilauteureun. Pada saat itu Belanda sudah memproyeksikan potensi perikanan, pertanian, ekowisata dan budaya di wilayah Garut Selatan. Ironisnya, justru pada saat ini potensi pantai Bungbulang, Sayang Heulang, dan Pantai Cilauteureun masih belum direvitalisasi.
Provinsi Jawa Barat dan Pemkab Garut sudah waktunya membangun KEK berupa infrastruktur pelabuhan di sekitar Teluk Cilauteureun. Sehingga bisa dibuat pelabuhan dengan kapasitas sekurang-kurangnya 150.000 DWT. Dengan terbangunnya infrastruktur itu maka kapal-kapal pesiar mewah yang lalu-lalang di Samudera Hindia menuju Pulau Christmas Australia bisa berlabuh di Pelabuhan Cilauteureun untuk menurunkan para wisatawan dunia.
Pemimpin Garut mendatang juga berkewajiban memperbaiki kondisi objek ekowisata yang sekaligus cagar alam dan cagar budaya hutan Sancang di Garut Selatan. Yang sekarang ini dalam kondisi rusak parah. Dahulu, ribuan Banteng Sancang terlihat begitu riang dan bebas berkeliaran di hutan itu. Sekarang satwa itu benar-benar musnah. Ekosistem hutan yang dahulu begitu perawan kini menjadi gersang meradang. Hutan Sancang sebenarnya sarat dengan nilai spiritual dan daya magis. Apalagi tempat itu dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat ngahyang atau sirnanya Prabu Siliwangi. Namun, sekarang ini menjadi kawasan kritis yang sewaktu-waktu bisa mendatangkan bencana ekologis, seperti banjir bandang dan kekeringan ekstrim. (TS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H