Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lowongan Kerja Bodong, Akibat Salah Urus Angkatan Kerja dan Portofolio Kompetensi

12 September 2024   15:37 Diperbarui: 15 September 2024   13:34 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean panjang pencari kerja (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Penipuan Lowongan Kerja sedang marak. Bermacam kasus ketenagakerjaan yang amat meresahkan generasi Z dan milenial merupakan indikasi gagalnya menjalankan perintah konstitusi, yakni UUD 1945 pasal 27 ayat 2 tentang kewajiban pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja bagi seluruh rakyat sesuai dengan golongan dan jenis tenaga kerja. Serta terus meningkatkan kualitas tenaga kerja.

Penipuan lowongan kerja atau lowongan kerja bodong yang sering menjebak dan menyengsarakan pencari kerja sebenarnya tidak akan terjadi jika pemerintah daerah memiliki sistem bursa lapangan kerja yang bagus disertai dengan data pendidikan dan portofolio kompetensi dari segenap warga kota. 

Hingga saat ini sebagian besar pemerintah daerah belum memiliki data yang akurat terkait dengan portofolio kompetensi warganya. 

Dinas ketenagakerjaan hanya mampu membuat kartu kuning yang sudah using untuk Angkatan kerja baru. Kartu kuning yang sangat kuno dan tidak memiliki manfaat yang signifikan bagi pencari kerja.

Pada awal periode kedua pemerintahan Jokowi saya pernah menulis di media massa tentang pentingnya platform digital untuk pencari kerja. Platform tersebut dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah.

Platform terdiri dari berbagai aplikasi, mulai dari dari portofolio kompetensi, bursa kerja, hingga format digital untuk membuat lamaran kerja dan CV.

Masih segar dalam ingatan saya pada tahun 2019, dalam pidatonya usai pelantikan, Presiden Jokowi mengemukakan bahwa Indonesia mulai memasuki bonus demografi, di mana penduduk usia produktif jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif.

Jokowi menyatakan bahwa hal itu adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah kesempatan besar. Menjadi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan kesempatan kerja. Tapi akan menjadi kesempatan besar jika kita mampu membangun SDM yang unggul.

Sebenarnya pernyataan Presiden Jokowi diatas merupakan petunjuk penting bagi Menteri Ketenagakerjaan Kabinet Kerja jilid II dan kementerian lain yang terkait supaya membuat terobosan dan inovasi untuk penciptaan lapangan kerja. 

Sayangnya hal tersebut belum dijalankan dengan baik. Akibatnya kini generasi Z dan Milenial banyak yang stress karena sulitnya mencari lapangan kerja formal yang layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun