Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lowongan Kerja Bodong, Akibat Salah Urus Angkatan Kerja dan Portofolio Kompetensi

12 September 2024   15:37 Diperbarui: 15 September 2024   13:34 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean panjang pencari kerja (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Menurut Chief Executive Officer Glints Oswald Yeo, karya ciptanya bukan hanya sebuah platform yang khusus untuk membantu mencari pekerjaan. 

Tetapi, lebih untuk membantu anak muda mengembangkan dirinya. Karenanya, dalam laman juga menyediakan layanan live career consultations. 

Melalui fitur tersebut, para pencari kerja dapat berkonsultasi seputar karier. Misalnya bagaimana membuat CV yang menarik, hingga tips untuk menjawab pertanyaan pada wawancara kerja yang pertama.

Platform tidak hanya menyediakan informasi lowongan pekerjaan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk magang, pelatihan kerja paruh waktu, dan lain-lain.

Ada pula fitur lain yang membantu kandidat untuk mengetahui skill apa saja yang harus dimiliki agar cocok dengan satu lowongan pekerjaan tertentu.

Indonesia memiliki lebih banyak anak muda dibandingkan dengan Singapura, sehingga dalam satu tahun pertama, startup milik Singapura itu menargetkan 1 juta pengguna, terutama karena untuk bergabung menjadi user tidak dipungut bayaran alias gratis.Kondisi ketenagakerjaan global dan nasional menuntut terbentuknya platform. 

Dalam dunia bisnis dan ekonomi, platform adalah tempat di mana terjadi interaksi langsung antara dua (atau lebih) aktor ekonomi yang saling memberi keuntungan satu sama lain melalui proses penciptaan nilai yang berkelanjutan.

Interaksi tersebut difasilitasi oleh pemilik platform dengan memberikan sejumlah kontraprestasi tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam konteks ini, platform sering disebut multi-sided platform, two-sided markets, atau two-sided networks (Rochet and Tirole). 

Bisnis berbasis platform berbeda dengan bisnis konvensional. Bisnis konvensional dapat dianalogikan seperti pipa yang mengalirkan air dari hulu ke hilir. Di hulu, produsen membuat produk dan jasa, menyalurkannya melalui jaringan distribusi, lalu menjualnya ke konsumen akhir di hilir.

Sementara bisnis berbasis platform lebih seperti pasar atau panggung terbuka di mana semua partisipan saling berkumpul, berinteraksi, dan melakukan transaksi satu sama lain secara terbuka. 

Atas penyediaan fasilitas ini, pemilik platform dapat mengutip biaya atau ongkos sewa yang bisa dibebankan kepada pembeli, penjual, atau keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun