Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lowongan Kerja Bodong, Akibat Salah Urus Angkatan Kerja dan Portofolio Kompetensi

12 September 2024   15:37 Diperbarui: 12 September 2024   15:52 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean panjang pencari kerja (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Lowongan Kerja Bodong, Akibat Salah Urus Angkatan Kerja dan Portofolio Kompetensi

Penipuan Lowongan Kerja sedang marak. Bermacam kasus ketenagakerjaan yang amat meresahkan generasi Z dan milenial merupakan indikasi gagalnya menjalankan perintah konstitusi, yakni UUD 1945 pasal 27 ayat 2 tentang kewajiban pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja bagi seluruh rakyat sesuai dengan golongan dan jenis tenaga kerja. Serta terus meningkatkan kualitas tenaga kerja.

Penipuan lowongan kerja atau lowongan kerja bodong yang sering menjebak dan menyengsarakan pencari kerja sebenarnya tidak akan terjadi jika pemerintah daerah memiliki sistem bursa lapangan kerja yang bagus disertai dengan data pendidikan dan portofolio kompetensi dari segenap warga kota. Hingga saat ini sebagian besar pemerintah daerah belum memiliki data yang akurat terkait dengan portofolio kompetensi warganya. Dinas ketenagakerjaan hanya mampu membuat kartu kuning yang sudah using untuk Angkatan kerja baru. Kartu kuning yang sangat kuno dan tidak memiliki manfaat yang signifikan bagi pencari kerja.

Pada awal periode kedua pemerintahan Jokowi saya pernah menulis di media massa tentang pentingnya platform digital untuk pencari kerja. Platform tersebut dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah.Platform terdiri dari berbagai aplikasi, mulai dari dari portofolio kompetensi, bursa kerja, hingga format digital untuk membuat lamaran kerja dan CV.

Masih segar dalam ingatan saya pada tahun 2019, dalam pidatonya usai pelantikan, Presiden Jokowi mengemukakan bahwa Indonesia mulai memasuki bonus demografi, di mana penduduk usia produktif jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak produktif.

Jokowi menyatakan bahwa hal itu adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah kesempatan besar. Menjadi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan kesempatan kerja. Tapi akan menjadi kesempatan besar jika kita mampu membangun SDM yang unggul.

Sebenarnya pernyataan Presiden Jokowi diatas merupakan petunjuk penting bagi Menteri Ketenagakerjaan Kabinet Kerja jilid II dan kementerian lain yang terkait supaya membuat terobosan dan inovasi untuk penciptaan lapangan kerja. Sayangnya hal tersebut belum dijalankan dengan baik. Akibatnya kini generasi Z dan Milenial banyak yang stress karena sulitnya mencari lapangan kerja formal yang layak.

Pemerintah belum berhasil membuat terobosan dan inovasi ketenagakerjaan agar pengerahan angkatan kerja bisa efektif dan produktif. Saya mencatat justru saat itu yang berhasil membuat terobosan adalah startup asing dari Singapura yang menjalankan bisnisnya di kawasan Industri Nongsa Digital Park, Pulau Batam. Usaha rintisan tersebut mendapat kesempatan dan fasilitas istimewa dari pemerintah Indonesia kepada startup dari Singapura yang menggarap platform yang dibutuhkan bagi pencari kerja dan pengembangan karir di Indonesia.

Uniknya platform itu diciptakan dan dikelola oleh para remaja lulusan SMA dari Singapura.Sungguh ironis jika platform dan aplikasi tentang tenaga kerja di Tanah Air yang sangat dibutuhkan masyarakat tersebut justru luput dari perhatian pengembang aplikasi dari dalam negeri.Karpet merah untuk startup asing telah digelar berkat pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong pada acara Annual Leaders Meeting di Delegation Room, The Istana, Singapura.

Dalam kesempatan tersebut, beberapa menteri turut hadir mendampingi Presiden Jokowi. Beberapa kerja sama yang disepakati di bidang ekonomi, di antaranya adalah peningkatan investasi, perdagangan, ekonomi digital dan pendidikan vokasi. Ini menjadi kelanjutan dari kesepakatan Leaders' Retreat tahun lalu.Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk mengembangkan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam. Kawasan ini akan menjadi basis bagi pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film, dan animasi.

Proyek tersebut dikoordinasikan oleh PT. Kinema Systrans Multimedia yang bekerja sama dengan Infinite Studios. Per Agustus 2019, jumlah tenant dan startup di NDP telah mencapai 50 perusahaan, termasuk startup dari Singapura, yaitu Glints yang merupakan startup talent recruitment.Platform sangat dibutuhkan oleh calon pekerja maupun para pekerja yang telah lama berkarir. Baik untuk pengembangan diri maupun solusi khusus masalah ketenagakerjaan.

Indonesia dengan jumlah angkatan kerja yang sangat besar membutuhkan platform terkait dengan lapangan kerja. Terutama bagi fresh graduate yang sedang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Kebutuhan diatas ditangkap oleh startup asing yang membuat platform karier. Startup tersebut adalah Glints asal Singapura, yang baru saja mendapat keistimewaan dari pemerintah Indonesia.

Merupakan perusahaan pengembangan karier yang didirikan oleh tiga anak muda Singapura berusia 22 tahun. Ketiganya memiliki tujuan untuk membantu pemuda yang tengah mencari pekerjaan untuk bisa lebih mengembangkan dirinya serta mendapatkan lapangan kerja yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.

Menurut Chief Executive Officer Glints Oswald Yeo, karya ciptanya bukan hanya sebuah platform yang khusus untuk membantu mencari pekerjaan. Tetapi, lebih untuk membantu anak muda mengembangkan dirinya. Karenanya, dalam laman juga menyediakan layanan live career consultations. Melalui fitur tersebut, para pencari kerja dapat berkonsultasi seputar karier. Misalnya bagaimana membuat CV yang menarik, hingga tips untuk menjawab pertanyaan pada wawancara kerja yang pertama.

Platform tidak hanya menyediakan informasi lowongan pekerjaan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk magang, pelatihan kerja paruh waktu, dan lain-lain.Ada pula fitur lain yang membantu kandidat untuk mengetahui skill apa saja yang harus dimiliki agar cocok dengan satu lowongan pekerjaan tertentu.

Indonesia memiliki lebih banyak anak muda dibandingkan dengan Singapura, sehingga dalam satu tahun pertama, startup milik Singapura itu menargetkan 1 juta pengguna, terutama karena untuk bergabung menjadi user tidak dipungut bayaran alias gratis.Kondisi ketenagakerjaan global dan nasional menuntut terbentuknya platform. Dalam dunia bisnis dan ekonomi, platform adalah tempat di mana terjadi interaksi langsung antara dua (atau lebih) aktor ekonomi yang saling memberi keuntungan satu sama lain melalui proses penciptaan nilai yang berkelanjutan.

Interaksi tersebut difasilitasi oleh pemilik platform dengan memberikan sejumlah kontraprestasi tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam konteks ini, platform sering disebut multi-sided platform, two-sided markets, atau two-sided networks (Rochet and Tirole). Bisnis berbasis platform berbeda dengan bisnis konvensional. Bisnis konvensional dapat dianalogikan seperti pipa yang mengalirkan air dari hulu ke hilir. Di hulu, produsen membuat produk dan jasa, menyalurkannya melalui jaringan distribusi, lalu menjualnya ke konsumen akhir di hilir.

Sementara bisnis berbasis platform lebih seperti pasar atau panggung terbuka di mana semua partisipan saling berkumpul, berinteraksi, dan melakukan transaksi satu sama lain secara terbuka. Atas penyediaan fasilitas ini, pemilik platform dapat mengutip biaya atau ongkos sewa yang bisa dibebankan kepada pembeli, penjual, atau keduanya.

Model bisnis berbasis platform sesungguhnya bukanlah sesuatu yang baru. Jazirah Arab di masa lampau mempunyai pasar yang dikenal dengan bazaar. Bangsa Romawi Kuno mempunyai rumah lelang . Keduanya memiliki prinsip kerja yang serupa dengan platform masa kini.Bedanya, saat ini platform difasilitasi teknologi informasi terkini yang sangat tangguh. Akibatnya, platform di masa modern mampu menjangkau jejaring dalam ruang lingkup dan skala hampir tak terbatas.

Platform saat ini menjadi semakin relevan karena dengan lebih sedikit aset dan sumberdaya manusia yang dimiliki, bisnis berbasis platform dapat memiliki nilai yang jauh lebih tinggi daripada bisnis konvensional dalam waktu yang jauh lebih singkat. Oleh karena itu, tak berlebihan kiranya bila platform disebut sebagai pondasi dasar ekonomi digital. Ekosistem platform menjadi jauh lebih penting daripada produk dan akan menjadi semakin relevan di masa mendatang. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun