Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Lahir Kemenlu, Optimalkan Peran Diaspora

19 Agustus 2024   12:14 Diperbarui: 19 Agustus 2024   12:16 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor pertama Kemenlu adalah rumah Ahmad Soebardjo yang merupakan Menlu RI pertama.(dok Kemenlu via Kompas)

Hari Lahir Kemenlu, Optimalkan Peran Diaspora

Hari lahir Kementerian Luar Negeri (Kemenlu ) Republik Indonesia yang diperingati pada 19 Agustus perlu menekankan pada potensi dan peran diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Kemenlu berdiri pada 19 Agustus 1945, dua hari setelah kemerdekaan Indonesia. Merupakan salah satu dari 13 kementerian yang pertama di Indonesia.

Peran signifikan Kemenlu yang hingga saat ini belum optimal adalah mengelola potensi diaspora Indonesia untuk pembangunan bangsa. Untuk mewujudkan hal diatas perlu mengoptimalkan langkah Indonesian Diaspora Network Global (IDNG). Saatnya para diaspora bersinergi bangun negeri dengan kiprahnya masing-masing di luar negeri.

Kemenlu perlu membuat platform digital atau sistem informasi terkait dengan diaspora Indonesia untuk memetakan secara detail kiprah dan potensinya. Terutama spesialisasi profesi, jejaring dan konsep serta gagasan diaspora untuk pembangunan Indonesia.

Platform digital tentang diaspora sebaiknya diikuti dengan kebijakan yang konkrit untuk membantu para diaspora yang kini menjadi pekerja migran. Perlu sinergi Kemenlu dengan IDNG terkait dengan masalah pekerja migran, seperti sistem kontrak kerja mandiri di luar negeri. Kontrak mandiri merupakan proses penempatan tanpa memakai jasa komersial yakni PJTKI/PPTKIS di dalam negeri atau pihak agensi di negara penempatan.

Kontrak mandiri sangat dibutuhkan pekerja migran agar mereka tidak lagi terkena overcharging sebagai imbas langsung penempatan oleh PJTKI dan agensi. Hal itu juga bisa menghemat biaya penempatan buruh migran. Kontrak mandiri juga bisa membuat pekerja migran menjadi lebih tangguh dan lincah karena tertantang untuk terus mengembangkan diri. Mestinya pemerintah Indonesia jangan kalah dengan Filipina yang telah memberi kebebasan bagi warganya yang menjadi diaspora dalam hal kontrak mandiri jika bekerja di luar negeri.

Kemenlu bersama IDNG perlu merumuskan peta jalan untuk mengoptimalkan peran diaspora dan memperbanyak jumlahnya hingga menjadi tiga besar dunia. Hal itu tentunya membutuhkan strategi dan skema pembiayaan yang konsisten.

Para diaspora juga sangat penting untuk membantu merumuskan jenis profesi di luar negeri yang bisa diambil oleh WNI berpendidikan yang kini banyak menganggur. Seperti misalnya SDM kesehatan khususnya perawat yang terpaksa menganggur atau kerja tak menentu sebagai pegawai honorer. Sebaiknya mereka diarahkan menjadi pekerja migran. Hal ini tentunya perlu pemberian fasilitas pembiayaan. Sudah waktunya perbankan nasional menyiapkan plafon kredit.

Kini Diaspora Indonesia banyak yang berperan penting dalam berbagai profesi dan bidang keilmuan. Seperti diaspora di Malaysia yang tergabung dalam Indonesia Brain Gain (IBG) Association Chapter Kuala Lumpur yang telah menerbitkan buku yang bertajuk Indonesia Brain Gain. Buku ini membahas tentang industri energi, penerbangan, inovasi teknologi, kewirausahaan, produk halal dan trend global.

Tak pelak lagi, diaspora saat ini makin mendapatkan perhatian serius oleh semua negara. Posisi penyumbang diaspora terbesar dunia kini ditempati Tiongkok dan posisi kedua ditempati India. Kedua posisi ini seiring dengan total populasi kedua negara tersebut. Diaspora Indonesia layak belajar dari diaspora Tiongkok maupun India. Banyak diantaranya yang berhasil menjadi pemimpin korporasi dan organisasi global di luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun