Buah dari perjuangan Sumitro, Menteri Luar Negeri AS saat itu Robert A Lovett menghentikan dana bantuan yang diberikan ke Belanda, karena narasi dalam pledoi Sumitro terbukti adanya, yakni uangnya digunakan untuk operasi militer di Indonesia.
Penghentian aliran dana ini memaksa Belanda melakukan perundingan dengan Indonesia dalam bentuk Konferensi Meja Bundar (KMB). Konferensi itu,menghasilkan pengakuan kemerdekaan Indonesia.
Keberhasilan diplomasi narasi Sumitro membuat Presiden Soekarno kagum lalu mengangkat Sumitro menjadi Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat pada saat usianya 33 tahun.
Pemerintah telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada beberapa tokoh yang merupakan pejuang diplomasi dan negosiasi. Masih ada yang belum menerima gelar Pahlawan Nasional, salah satunya adalah Sumitro Djojohadikusumo.
Pemerintah telah memberikan gelar pahlawan nasional, antara lain kepada tiga tokoh diplomasi dan negosiasi yaitu Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wediodiningrat, Lambertus Nicodemus Palar dan TB Simatupang.
Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada tiga sosok diatas memberikan pelajaran berharga kepada generasi kini bahwa negeri ini juga memiliki pahlawan yang bersenjata negosiasi dan diplomasi.
Sosok Radjiman, Palar dan Simatupang merupakan orang yang sangat piawai dalam bernegosiasi dan berdiplomasi pada era pra kemerdekaan hingga perang kemerdekaan.
Mereka memiliki intelektualitas yang hebat, berkepribadian kokoh serta sikap hidup yang sederhana. Sehingga sangat disegani dan dihormati oleh kawan maupun lawan.
Pentingnya meneladani dan reinventing nilai kepahlawanan dari tiga sosok pahlawan nasional diatas. Hal itu penting mengingat saat ini Indonesia sangat membutuhkan upaya negosiasi dan diplomasi, utamanya untuk urusan perekonomian global yang semakin kompleks dan penuh dengan aspek negosiasi.Â
Benturan kepentingan ekonomi antar bangsa membutuhkan sosok yang piawai bernegosiasi dan berdiplomasi, yang setara dengan LN Palar waktu era kemerdekaan dahulu.
Pada era disrupsi saat ini Indonesia membutuhkan pahlawan bersenjata negosiasi dan diplomasi ekonomi, khususnya perdagangan dan investasi guna memenangkan persaingan global dan mengatasi gelombang Great Disruption yang kini tengah melanda dunia.