Pada museum itu terdapat koleksi terbesar pesawat terbang dan pesawat angkasa. Museum ini juga menjadi wahana strategis untuk penelitian sejarah, ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan dan penerbangan luar angkasa, dan juga pengetahuan planet dan geologi dan geofisika.
Kita bisa menemukan koleksi terbesar pesawat udara dan ruang angkasa seluruh dunia di NASM. Semua pesawat yang dipamerkan asli atau cadangan pesawat aslinya, sehingga menambahkan aura keaslian ke ratusan benda peraga yang mengesankan. Museum NASM juga menjadi pusat pendidikan yang menyenangkan dan mendebarkan karena dilengkapi dengan peragaan interaktif. Di wahana museum itu anak-anak menemukan bagaimana benda seberat Pesawat Boeing 747 bisa melayang di udara. Juga bisa naik ke kokpit simulator penerbangan dan kemudikan jet modern ke dalam pertempuran, atau lakukan perjalanan kosmo yang luas di pesawat ruang angkasa masa depan.
Museum NASM ini juga memiliki Teater IMAX dan Planetarium Albert Einstein, keduanya menampilkan beberapa pertunjukan penerbangan dan film pengalaman di ruang angkasa. Selain banyak pameran, Museum NSAM juga mengadakan sejumlah acara dan kuliah sepanjang tahun bagi mahasiswa dan pelajar.
Kota Bandung adalah saksi sejarah perjuangan dari perintis industri penerbangan Nurtanio Pringgoadisuryo, Beliau menjadikan Bandung sebagai kota dirgantara. Rintisan tersebut dilanjutkan oleh BJ Habibie dengan membangun Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang kemudian menjadi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) di kawasan Bandara Husein Sastranegara.
Membangkitkan Wisata Teknologi dan Dirgantara
Untuk menjaga roh Kota Dirgantara, sebaiknya Bandara Husein dan kawasan PT DI dijadikan kawasan wisata teknologi yang dilengkapi dengan museum. Yakni museum Iptek, khususnya teknologi dirgantara dan ruang angkasa. Saya masih terbayang, pada dekade tahun sembilan puluhan hingga tahun dua ribu, wisata teknologi di Jawa Barat khususnya di Bandung pernah mengalami puncak kejayaan. Namun, potensi wisata teknologi itu sekarang ini seperti anak hilang.
Pada waktu itu saya melihat setiap harinya rata-rata puluhan bahkan pernah mencapai ratusan bus wisata mendatangi kawasan industri pesawat terbang di kota Bandung dalam rangka wisata teknologi yang berbentuk studi ekskursi dan lain-lainnya. Sampai-sampai IPTN ( sekarang PT DI ) sempat mendapat julukan "Industri Pariwisata Teknologi Nasional ". Dari rombongan tamu negara, mahasiswa, hingga kelompok pengajian ibu-ibu dari berbagai daerah berbondong-bondong mendatangi kawasan pabrik untuk melihat proses pembuatan pesawat terbang.Â
Sejak peluncuran pesawat tipe CN-235 hingga first flight atau terbang perdana prototype pesawat hasil rancang bangun putra-putri Indonesia tipe N250, IPTN telah dikunjungi jutaan wisatawan domestik maupun mancanegara. Setelah melakukan kunjungan ke PT Dirgantara Indonesia pada umumnya mereka juga membelanjakan uangnya serta menyempatkan berkunjung ke berbagai obyek wisata alam yang tersebar di Jawa Barat.
Bermacam proses teknologi dan industri bisa kita lihat di kawasan pabrik PT DI yang lokasinya di sebelah utara Bandara Husein Sastranegara. Ini merupakan kawasan pabrik yang layout hanggar dan capability of manufacturing-nya serupa dengan yang ada di perusahaan Boeing di Amerika Serikat.