Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Gedung Pasar Kosambi Bandung Mangkrak, Adakah Solusi?

17 Juni 2024   11:04 Diperbarui: 17 Juni 2024   15:13 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan sisi kiri Pasar Kosambi Kota Bandung (dokpri/Totoksis)

Pembangunan Pasar Kosambi menjadi gedung bertingkat terjadi pada akhir tahun 90an. Waktu itu walikota yang menjabat adalah Ateng Wahyudi dan menjadikan pasar dibangun menjadi enam lantai. Diharapkan pasar Kosambi menjadi pasar paling besar di Asia Tenggara. Sayangnya tahapan pembangunan sarat masalah, sehingga akhir pembangunan pada tahun 1998 hingga kini pada lantai dua sampai enam tidak pernah berfungsi secara maksimal.

Kondisinya semakin parah setelah peristiwa kebakaran sebagian bangunan pasar Kosambi pada tahun 2019. Kebakaran besar tersebut menghanguskan banyak kios, bahkan ada kios yang merugi hingga ratusan juta. Kebakaran tersebut terjadi setelah pergantian pengelola pasar pada tahun 2018. Hal itu menyebabkan para pemilik kios kelabakan karena karena baru saja memperpanjang sewa.

Melihat latar belakang sejarah dan kebudayaan mestinya pasar Kosambi bisa ditransformasikan menjadi sentra kerajinan,kuliner dan industri kreatif di Kota Bandung. 

Pasar Kosambi bisa menjadi bursa kuliner khas dari berbagai daerah di Jawa Barat maupun dari daerah lain. Karena letak Pasar Kosambi yang sangat strategis, maka tempat itu bisa menjadi semacam pameran kerajinan atau handicraft trade fair yang berlangsung sepanjang tahun. Tidak seperti pameran The Jakarta International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) yang hanya berlangsung beberapa minggu dalam setahun.

Gedung Creative Hub Creco yang terletak di seberang Pasar Kosambi Bandung ( dokpri/TotokSis )
Gedung Creative Hub Creco yang terletak di seberang Pasar Kosambi Bandung ( dokpri/TotokSis )

Walikota Bandung yang akan dipilih dalam Pilkada mendatang harus mampu mengubah pasar dan mall yang saat ini mangkrak alias masti menjadi sentra kios berbasis industri kreatif berbasis produk lokal dan sekaligus menjadi komunitas kreatif anak muda. Perlu strategi komunikasi dan acara kebudayaan yang berbasis lokalitas. 

Ada contoh menarik terkait dengan usaha transformasi pusat perbelanjaan yang dulu sepi dan menjadi sarang hantu, kini mulai bergairah karena anak-anak muda mau datang dan membuat kerumunan. 

Contoh menarik itu adalah The Hallway Space atau Hallway. Lokasinya di lantai dua Pasar Kosambi, ada Hallway yang di dalamnya ada aneka ragam produk industri kreatif mulai fesyen, kuliner, musik, kerajinan tangan, hingga otomotif. Lantai dua dan lantai diatasnya bertahun-tahun dalam kondisi sepi. Kiosnya sebagian besar tutup.

Namun dengan adanya Hallway yang merupakan ruang kreatif warga seluas 1.400 meter persegi dan diproyeksikan untuk 500 kios, masyarakat khususnya kaum remaja memiliki wahana baru yang mengasyikkan. Beberapa tenant telah mendapat perhatian publik antara lain Anti Class, milik Ujang Rahmat atau Gebeg. Sebagai, seniman yang malang melintang sejak era 90-an, Gebeg merasa senang Kota Bandung memiliki satu ruang kreatif seperti Hallway.

Simpang lima yang merupakan pusarnya Kota Bandung tidak jauh dari Pasar Kosambi (dokpri/Totoksis ) 
Simpang lima yang merupakan pusarnya Kota Bandung tidak jauh dari Pasar Kosambi (dokpri/Totoksis ) 

Eksistensi Kosambi handicraft trade center perlu dikembangkan, diharapkan menjadi solusi jitu untuk mengatasi serbuan kerajinan impor. Apalagi pada saat ini masyarakat Jawa Barat sudah diserbu oleh produk kerajinan dari luar negeri, khususnya dari Tiongkok. Produk-produk yang dijajakan di pasar Kosambi antara lain aneka jajanan, busana, perhiasan, seni dekoratif, aksesori, barang keramik, gerabah, souvenir kerajinan tangan dan peralatan rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun