Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Lingkaran Setan Masalah Angkutan Bus, Kenapa Sopir Sering Jadi Kambing Hitam?

15 Mei 2024   16:43 Diperbarui: 17 Mei 2024   15:15 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya regulasi tentang dimensi angkutan diatur dalam Undang-undang No 22 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah 55 Tahun 2012 Pasal 54 dan 55, serta Permen 33 Tahun 2018 Pasal 11 dan 12. 

Adapun upaya pengawasan muatan barang dilakukan dengan mengawasi empat hal: pengawasan terhadap tata cara muat, daya angkut, dimensi kendaraan, serta kelengkapan administrasi mobil.

Pentingnya mekanisme uji kelayakan bus secara ketat sesuai prosedur teknis terkini. Ada paradoks yang mencuat terkait dengan kecelakaan bus, ternyata dalam kasus terdahulu beberapa bus telah atau baru menjalani uji kelayakan oleh yang berkompeten. 

Dan terjadi kecelakaan. Ada kemungkinan terjadi penyimpangan prosedur uji oleh petugas pengujian. Uji kelayakan tersebut terutama untuk bus pariwisata, antarkota antarprovinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP). 

Petugas seharusnya secara jujur dan obyektif melihat beberapa indikator uji kir, seperti kondisi setir apakah stabil, kondisi asap kendaraan, roda, keandalan sistem pengereman dan lain-lain.

Persoalan sistem pengereman pada bus kini membuat resah pengguna jasa. Padahal, sebenarnya sudah ada sistem yang sangat andal untuk mencegah rem loss dengan sendirinya alias blong. 

Bahkan untuk bus keluaran terbaru sudah menggunakan sistem yang dilengkapi dengan sensor elektronik terkomputerisasi atau ECU (Electronic Control Unit). 

Masalahnya adalah banyak pengusaha bus yang tidak mampu untuk berinvestasi meremajakan dan mengganti komponen bus dengan yang lebih baru dan andal. Yang ada hanya tambal sulam dan kanibalisme komponen yang sangat rentan dengan malfunction jika sedang dioperasikan.

Ada masalah penting yang sering luput dari perhatian, yakni adanya ketidaknyamanan bagi pengemudi bus sehingga cepat mengalami kelelahan. Hal itu diakibatkan oleh masalah ergonomi pada kabin pengemudi bus. 

Pentingnya menerapkan kabin pengemudi bus yang ergonomis menurut kondisi fisik rata-rata orang Indonesia. Agar kabin pengemudi bus menjadi ergonomi sebaiknya dilakukan analisa terhadap kursi, pedal, setir, dashboard, display, panel, dan sebagainya.

Untuk mengurangi fatalitas kecelakaan angkutan bus sebaiknya dilakukan aturan yang tegas terkait dengan regulasi angkutan bus hingga perkembangan desain bodi bus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun