Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Golden Handshake Timnas U23, Filosofi PSSI dan Erick Thohir

9 Mei 2024   15:49 Diperbarui: 9 Mei 2024   15:49 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Golden Handshake Timnas U23, Filosofi PSSI dan Erick Thohir

Malam ini arena nonton bareng (nobar) kembali menjamur di seluruh pelosok Tanah Air. Nobar menyaksikan laga antara Garuda Muda melawan Guinea U23 untuk memperebutkan tiket terakhir sepak bola Olimpiade Paris. Animo nonton bareng yang luar biasa akan terlihat di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2024, hingga arena nobar di pelosok Tanah Air.

Pelatih Shin Tae Yong (STY) mengatakan dirinya bertekad meraih kemenangan bersama Skuat Garuda Muda demi mendapat tiket Olimpiade Paris 2024. Meski begitu, ada sejumlah pemain yang tidak dapat dimainkan. Dua pemain, yakni kapten Rizki Ridho dipastikan absen karena kartu merah pada pertandingan semifinal Piala Asia U23 melawan Uzbekistan. Sedangkan Justin Hubner tidak dilepas klubnya, Cerezo Osaka. Selain itu Elkan Baggott juga tidak dilepas klubnya Ipswich Town.

Apapun hasil pertandingan malam ini, menang atau kalah, bagi pemain Timnas U23, pelatih, official, Ketum PSSI dan semua yang terlibat langsung atau tidak langsung untuk mempersiapkan timnas, semuanya akan mengalami golden handshake alias jabat tangan emas. Itu karena ditinjau dari berbagai aspek, timnas U23 telah melampaui harapan.Menang atau kalah semua bisa tersenyum dan terlepas semua beban yang menghimpit dada. Menang atau kalah melawan Guinea, semua pemain dan pelatih akan mendapatkan jabat tangan emas berupa hadiah dan bonus dari berbagai kalangan.

Begitupun dengan jajaran PSSI, menang atau kalah, tetap mendapatkan kenaikan reputasi. Jika menang PSSI akan sibuk mempersiapkan Timnas U23 menghadapi grup neraka pada Olimpiade mendatang. Dan jika kalah, maka PSSI memiliki energi yang cukup untuk menjalankan program emas di masa depan, termasuk melakukan reinventing filosofi atau filsafat sepak bola Indonesia yang pernah disusun beberapa waktu yang lalu.

Untuk memanfaatkan potensi yang besar dari sepak bola, PSSI telah merumuskan Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia) yang dituangkan dalam buku Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia. Filanesia adalah sebuah filosofi yang menjadi pondasi dan karakter sepak bola Indonesia, baik untuk pembinaan usia dini sampai profesional dari segi individu maupun tim.

Tak bisa dipungkiri Pelatih STY berhasil melakukan transformasi gaya sepak bola dki Indonesia. STY memperkaya khasanah gaya sepak bola khas Indonesia yang menyempurnakan program masa lalu. Filosofi PSSI yang telah diperkaya oleh STY bisa memberikan panduan dalam hal lingkup sepak bola, seperti penjenjangan latihan berdasarkan usia, pengembangan teknik pemain, dan ciri-ciri bermain di lapangan. Perlu dicatat bahwa transformasi permainan sepak bola tidak hanya terkait Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia. Bukan sekedar menyeragamkan taktik setiap klub, namun ini akan menjadi ciri pemain Indonesia di pentas Internasional berikutnya.

Kini PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir sedang memberi perhatian terhadap pembangunan infrastruktur olahraga khususnya stadion sepak bola yang bisa menjadi faktor pendorong ekonomi dan kemajuan bangsa. Sepak bola adalah sihir sosial yang berdampak luar biasa. Sepak bola menjadi cermin sosial dan barometer tingkah laku masyarakat. Sampai-sampai pemikir sosial Antonio Gramsci menyatakan bahwa sepak bola merupakan model masyarakat yang sangat membutuhkan infrastruktur stadion, platform bisnis, pembiayaan klub, penegakan hukum fair play dan budaya sportivitas suporter.

Nonton bareng adalah salah satu cara yang jitu untuk menumbuhkan budaya sportivitas dan kreativitas para suporter sepak bola. Idealnya olahraga juga berfungsi untuk merevolusi mental bangsa yang bisa membuahkan daya saing dan budaya unggul. Untuk itulah perlunya langkah debirokratisasi olahraga di Indonesia agar tidak mengalami kelangkaan prestasi terus menerus. Debirokratisasi pada prinsipnya membebaskan atlet cabang olahraga dari belitan birokrasi dan intrik politik praktis dan selanjutnya mengembangkan profesionalitas atlet dan pengurus cabang olahraga sesuai dengan tren global.

Betapa pentingnya figur dan reputasi seorang Ketua Umum PSSI. Sangat relevan pendapat pakar manajemen modern Peter Drucker yang mendefinisikan bahwa sebuah organisasi pada saat ini lebih membutuhkan leader ketimbang manager. Lebih lanjut ia berpendapat bahwa Leaders finds the right things to. Sedangkan manager adalah mereka yang try to do things right. Korelasinya terhadap PSSI selama ini lebih banyak memiliki pengurus yang bertipe manager tetapi tidak memiliki leader yang mampu memusatkan perhatian pada aspek efektivitas. Utamanya efektivitas kompetisi dan pembinaan. Jelaslah sudah, yang lebih dibutuhkan oleh PSSI baru adalah leader atau pemimpin yang memiliki visi yang kuat dan tangguh. Hal tersebut dimiliki oleh Erick Thohir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun