Selama ini Kemendikbud melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) menggalakkan program bertajuk Gerakan Literasi untuk Mewujudkan Pelajar Pancasila. Gerakan tersebut bertujuan memberikan pemahaman tentang peran vital literasi untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul.
Yaitu pelajar yang belajar sepanjang hayat, menguasai kompetensi global yang dicirikan oleh nilai-nilai Pancasila yaitu profil pelajar Pancasila dengan kriteria beriman, bertakwa kepada Tuhan yang maha esa dan berakhlak; mandiri; bernalar kritis; kreatif: bergotong royong; dan berkebinekaan global.
Apakah Kurikulum Merdeka bisa diterapkan secara efektif dan fleksibel ? Lalu mengapa lembaga pendidikan unggulan masih belum semangat menerapkan kurikulum tersebut, Dan justru lebih suka menerapkan kombinasi kurikulum dari negara maju.Â
Betapa pentingnya membangun pendidikan berkelas dunia dengan mengadopsi kurikulum dari luar negeri. Sampai sampai TNI telah membangun dan mendirikan lembaga pendidikan berkelas dunia untuk pendidikan umum, yakni Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pimpinan TNI mengambil langkah cepat dan sesuai dengan tantangan zaman. Yakni bersiap menghadapi perkembangan tatanan dunia baru yang diwarnai dengan era revolusi industri 4.0.TNI telah membangun beberapa lembaga pendidikan untuk jenjang SMA berkelas dunia.Â
Antara lain SMA Taruna Nala di Malang Jawa Timur yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Lalu mendirikan SMA unggulan berkelas dunia lainnya yang bernama Pradhita Dirgantara yang berlokasi di Lanud Adi Soemarmo, Solo.
Pembangunan SMA berkelas dunia tersebut diharapkan mampu mencetak SDM bangsa yang unggul dan berdaya saing global. Lulusan SMA itu juga diproyeksikan mampu menembus perguruan tinggi terkemuka baik di dalam maupun luar negeri.Â
Perlu terobosan seperti yang telah diterapkan SMA Taruna Nala yang telah mengkombinasikan antara kurikulum nasional dengan kurikulum internasional dari Cambridge University (IGCSE).Â
Juga menekankan Program Leadership Academy sehingga lulusannya bisa menjadi calon pemimpin masa depan yang berwawasan internasional dan siap hadapi tantangan globalisasi.
Penerapan Kurikulum Merdeka perlu pembelajaran literasi integral yang meliputi literasi etika, literasi informasional, dan literasi fungsional. Di samping itu juga menekankan pentingnya pendekatan dan pemberdayaan ekosistem dalam mewujudkan gerakan literasi.