Mohon tunggu...
Totok Siswantara
Totok Siswantara Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis, memuliakan tanaman dan berbagi kasih dengan hewan. Pernah bekerja di industri penerbangan.

Pembaca semangat zaman dan ikhlas memeluk takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Sistem Pompa dan Kesiapan Petugas Atasi Banjir Ruang Bawah Tanah

3 Maret 2024   06:32 Diperbarui: 5 Maret 2024   09:06 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem Pompa dan Kesiapan Petugas Atasi Banjir Ruang Bawah Tanah

Infrastruktur ruang bawah tanah seperti basement gedung, underpass tol dan jalan raya posisi rendah sangat rawan tergenang banjir yang bisa mengancam korban jiwa dan merusak harta benda. Perlu mitigasi dengan cara kesiapan petugas dan sistem pompa untuk mengatasi banjir di ruang bawah tanah. Usia konstruksi bangunan yang semakin tua semakin rawan dengan banjir. Apalagi jiwa perawatan tidak dilakukan semestinya.

Bencana banjir yang terjadi di berbagai wilayah tidak bisa lagi diatasi secara konvensional. Dibutuhkan sistem mekanisasi yang andal untuk mengatasi banjir dan genangan air hujan di infrastruktur publik dan pemukiman. 

Kondisi jalan dan permukiman yang mengalami penurunan permukaan tanah mengakibatkan volume genangan semakin besar. Kondisinya semakin parah akibat laju pembangunan kota yang mengabaikan sistem drainase dan menjadikan badan jalan sebagai saluran pembuangan air hujan.

Ada baiknya pihak yang terkait segera melakukan evaluasi total terhadap keamanan di gedung perkantoran dan bisnis dan segera melakukan pembenahan secara konkrit.

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa standar teknis dan tata kelola basement gedung banyak yang bermasalah dan sering luput dari perhatian Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) bagi infrastruktur. 

Kondisinya semakin parah karena Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lingkungan pengelola gedung dalam kondisi amburadul. Apalagi umur operasi infrastruktur semakin tua sehingga didera oleh biaya perawatan yang sangat tinggi.

Ada kecenderungan pengelola gedung menunda-nunda jadwal perawatan berkala dan penggantian komponen yang sudah tidak bisa beroperasi semestinya.

Pemerintah daerah sebaiknya segera melakukan penguatan manajemen kontrol SKPD bagi infrastruktur kota, baik yang kecil maupun besar. Langkah diatas bisa berhasil jika ada konsistensi dan sikap tanpa pandang bulu menghadapi pengelola gedung.

Untuk mengatasi banjir dan genangan air hujan di jalan perkotaan dan lokasi permukiman dibutuhkan pompa mobile dengan jumlah yang cukup. 

Solusi mekanisasi untuk atasi banjir tersebut antara lain meliputi komponen permesinan seperti pompa air, sistem perpipaan dan berbagai jenis tanggul darurat hingga pintu air. Pemerintah Kota perlu menyiapkan beberapa unit pompa mobile untuk mengatasi genangan.

Pompa Mobile untuk atasi banjir (KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)
Pompa Mobile untuk atasi banjir (KOMPAS.com/ BONFILIO MAHENDRA WAHANAPUTRA LADJAR)

Menghadapi puncak musim hujan perlu disiagakan 24 jam tim satuan tugas (Satgas) Penanggulangan Banjir dan Genangan (PBG) yang disebar ke daerah rawan banjir. Terutama pada ruas jalan yang padat, pemukiman dan basement gedung perkantoran dan pusat ekonomi.

Puncak musim hujan menimbulkan kekhawatiran risiko banjir yang fatal, terutama bila rumah memiliki ruang bawah tanah atau basement.

Untuk perumahan penduduk yang memiliki ruang bawah tanah perlu memperhatikan posisi downspouts atau pipa untuk menyalurkan air hujan ke bawah letaknya mesti jauh dari pondasi rumah. 

Selain itu juga butuh perawatan untuk mengatasi konstruksi yang retak. Perlu memeriksa fondasi eksterior, dinding dan lantai yang ada di ruang bawah tanah. Gunakan epoksi untuk mengisi retakan pondasi dan sealer pasangan bata di dalam ruangan. Namun, untuk masalah yang lebih serius, hubungi pihak yang profesional untuk memperbaikinya.

Perlu penguatan kapasitas industri permesinan nasional sebagai solusi bencana banjir dan bencana lainnya. Menghadapi puncak curah hujan dibutuhkan alat atau permesinan.

Terutama untuk kondisi ruas jalan dan lokasi perumahan yang terletak di cekungan atau konturnya rendah membutuhkan pompa air yang bisa menguras genangan banjir.

Perlu instalasi pompa yang mampu menyedot air dengan kapasitas 65 juta kubik air per jam. Juga dibutuhkan mobil pompa untuk menguras bangunan bawah tanah dan terowongan akibat banjir.

Penanggulangan dan rekonstruksi pascabencana banjir perlu melibatkan industri permesinan dalam negeri. Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Perindustrian perlu segera memperkuat dan membenahi industri permesinan yang terkait dengan mitigasi bencana alam.

Rekonstruksi tidak sekadar mengembalikan pada pembangunan infrastruktur seperti yang ada sebelumnya, tetapi harus bersifat membangun kembali dengan kualitas yang lebih baik. 

Sebagai contoh infrasruktur jalan dan pengairan harus dirancang dengan standar yang lebih baik daripada jalan lama yang pernah ada. Karena dalam jangka panjang, investasi dengan biaya agak tinggi membuat biaya operasional dan pemeliharaan lebih rendah. Hal itu akan lebih hemat daripada investasi dengan biaya rendah yang mahal pemeliharaannya.

Selain itu rekonstruksi pasca bencana membutuhkan inovasi tepat guna antara lain jenis baru dari katup banjir satu arah, dan sistem pengelolaan limbah padat yang lebih praktis untuk pengumpulan, daur ulang, dan pembuangan sampah secara benar.

Juga sistem penjernihan berteknologi sederhana yang tidak membutuhkan hasil tingkat purifikasi tinggi, namun hanya butuh sumberdaya manusia dan dana yang lebih rendah untuk pengoperasian dan pemeliharaannya.

Banjir merupakan ancaman bencana laten di negeri ini yang setiap tahunnya tidak pernah absen. Oleh sebab itu pentingnya kesiapan industri permesinan di negeri ini untuk memproduksi stasiun pompa air serta peralatan untuk rehabilitasi saluran drainase dan pencegahan banjir yang dirancang agar cocok dengan rencana jangka panjang bagi jaringan drainase di daerah rawan banjir.

Usaha untuk mempersingkat durasi penanganan bencana sangat tergantung kepada organisasi dan tata kelola lembaga penanganan bencana. 

Sayangnya, lembaga seperti itu di negeri ini sistem kerjanya kurang sistematis dan tidak didukung dengan sistem mekanisasi yang memadai. 

Pentingnya prinsip crash manajemen proyek yang mampu mempersingkat durasi penanganan sehingga bisa cepat menangani bencana. 

Ada baiknya kita mengadopsi metode dan sistem yang berlaku di United States Army Corps of Engineers. Yang merupakan lembaga yang sangat tangguh dalam menangani berbagai bencana alam skala besar yang terjadi di Amerika Serikat bahkan untuk belahan dunia lainnya. Dan memiliki metode yang cepat untuk membuat kanal dan instalasi pompa raksasa untuk mengatasi bencana banjir bandang.

Pemompaan Underpass tol atasi banjir (Sumber : TMC Polda Metro Jaya)
Pemompaan Underpass tol atasi banjir (Sumber : TMC Polda Metro Jaya)

Apalagi bencana banjir yang datang dalam waktu yang cepat sangat mengancam ruang-ruang dibawah tanah seperti basement gedung perkantoran dan pusat bisnis. Juga sangat mengancam ruas-ruas jalan yang terletak di cekungan atau terowongan yang bisa menyebabkan mobil terjebak saat terjadi banjir. 

Sayangnya, jenis jenis pompa untuk mengatasi banjir kebanyakan adalah buatan dari luar negeri yang mahal harganya. Sudah begitu lokasi pemasangan pompa sering kali tidak tepat.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemasangan pompa banjir antara lain faktor intensitas hujan dan luas daerah yang terlayani atau daerah pematusan. Kinerja pompa banjir bisa tidak efektif jika posisinya tidak tepat.

Begitu juga dengan kompetensi operator pompa banjir harus mampu mengukur dan menganalisa elevasi dan kaedah hidrologi yang sedang terjadi. 

Untuk itu dibutuhkan Sistem Informasi Geografis dalam perencanaan peletakan pompa banjir dan perhitungan kapasitas pompa banjir yang diperlukan.

Mitigasi bencana alam mestinya juga ditunjang oleh keberadaan data spasial. Dengan data spasial bisa ditemukan faktor-faktor penting dan bisa terhubung secara online dengan layanan sistem informasi publik.

Berbagai varian data spasial dasar seperti land cover atau peta tutupan lahan, Daerah Aliran Sungai, kejadian banjir, kondisi curah hujan, batas administrasi, peta rupa bumi dan sistem lahan sangat berguna bagi upaya mitigasi. (TS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun