Solusi mekanisasi untuk atasi banjir tersebut antara lain meliputi komponen permesinan seperti pompa air, sistem perpipaan dan berbagai jenis tanggul darurat hingga pintu air. Pemerintah Kota perlu menyiapkan beberapa unit pompa mobile untuk mengatasi genangan.
Menghadapi puncak musim hujan perlu disiagakan 24 jam tim satuan tugas (Satgas) Penanggulangan Banjir dan Genangan (PBG) yang disebar ke daerah rawan banjir. Terutama pada ruas jalan yang padat, pemukiman dan basement gedung perkantoran dan pusat ekonomi.
Puncak musim hujan menimbulkan kekhawatiran risiko banjir yang fatal, terutama bila rumah memiliki ruang bawah tanah atau basement.
Untuk perumahan penduduk yang memiliki ruang bawah tanah perlu memperhatikan posisi downspouts atau pipa untuk menyalurkan air hujan ke bawah letaknya mesti jauh dari pondasi rumah.Â
Selain itu juga butuh perawatan untuk mengatasi konstruksi yang retak. Perlu memeriksa fondasi eksterior, dinding dan lantai yang ada di ruang bawah tanah. Gunakan epoksi untuk mengisi retakan pondasi dan sealer pasangan bata di dalam ruangan. Namun, untuk masalah yang lebih serius, hubungi pihak yang profesional untuk memperbaikinya.
Perlu penguatan kapasitas industri permesinan nasional sebagai solusi bencana banjir dan bencana lainnya. Menghadapi puncak curah hujan dibutuhkan alat atau permesinan.
Terutama untuk kondisi ruas jalan dan lokasi perumahan yang terletak di cekungan atau konturnya rendah membutuhkan pompa air yang bisa menguras genangan banjir.
Perlu instalasi pompa yang mampu menyedot air dengan kapasitas 65 juta kubik air per jam. Juga dibutuhkan mobil pompa untuk menguras bangunan bawah tanah dan terowongan akibat banjir.
Penanggulangan dan rekonstruksi pascabencana banjir perlu melibatkan industri permesinan dalam negeri. Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Perindustrian perlu segera memperkuat dan membenahi industri permesinan yang terkait dengan mitigasi bencana alam.
Rekonstruksi tidak sekadar mengembalikan pada pembangunan infrastruktur seperti yang ada sebelumnya, tetapi harus bersifat membangun kembali dengan kualitas yang lebih baik.Â